Jakarta (ANTARA) - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat dari Januari sampai 5 Maret 2024 mencapai 347 atau meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 331 kasus. 

"Total 347 kasus per 5 Maret 2024," ungkap Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat Erizon Safari di Jakarta pada Jumat.

Terkait hal itu, Erizon menyarankan tiga hal utama, yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mandiri, beristirahat yang cukup dan mengonsumsi vitamin.

"PSN mandiri, istirahat cukup, konsumsi vitamin," kata Erizon.

Baca juga: Kasus DBD cenderung menurun di Jakbar di akhir 2023

Sebelumnya, Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari, dr Ngabila Salama mengatakan bahwa tren kasus DBD setiap tahun selalu sama. Yakni mulai meningkat bulan Desember dan akan mengalami puncaknya di April, lalu akan menurun kembali.

Dia meminta warga untuk membiasakan perilaku hidup sehat, mulai dari pakaian. "Jangan ada baju-baju menggantung, itu sumber sarang nyamuk dan jentik," kata Ngabila.

Selain itu memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti sereh, lavender dan ikan pemakan jentik seperti cupang.

"'Gerakan 1 Rumah 1 Kader Jumantik' (G1R1J), lakukan 3M plus (menguras, menutup, mengubur) minimal seminggu sekali tiap hari jumat dan selalu menjaga kebersihan dan kerapian rumah," katanya.

Selanjutnya, kata Ngabila, menggunakan obat semprot atau pelembab anti nyamuk. "Nyamuk DBD aktif jam 8-10 pagi dan 16-18 malam. Akan lebih baik melakukan penyemprotan nyamuk atau menggunakan 'lotion' anti nyamuk," kata dia.

Baca juga: Jumlah kasus DBD di Jakbar menurun selama 2023

Ngabila juga meminta agar pihak terkait melakukan 3M pada ruang umum, seperti taman, jalanan, tanah kosong dan sekolah.

"Juga masih ada daerah di Jakarta yang tanah kosong atau fasilitas umum yang perlu dipantau juga 3M-nya, misalnya di taman, jalanan, tanah kosong, juga di sekolah," ungkap Ngabila.

Selain itu, kata dia, pemberantasan sarang nyamuk juga perlu dilakukan di sejumlah tempat umum yang lain.

Untuk mencegah keparahan hingga meninggal akibat DBD, Ngabila menyarankan agar segera deteksi dini.

"Deteksi dan pengobatan dini adalah kunci. Bawa ke Puskesmas segera jika ada gejala DBD untuk cek darah lengkap dan NS1 untuk deteksi cepat DBD. Pemeriksaan ini gratis," ungkap Ngabila.
Baca juga: Warga Jakbar diingatkan untuk bisa PSN mandiri demi cegah DBD

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024