Bangkok, Thailand (ANTARA) - Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand telah melakukan diskusi mencari solusi dalam mengatasi tantangan transisi Thailand menuju populasi menua dan keengganan generasi muda untuk memiliki anak.

Menteri Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Varawut Silpa-archa memimpin lokakarya di Queen Sirikit National Convention Centre, pada Jumat (8/3).

Varawut menyoroti permasalahan struktur demografi, termasuk penurunan angka kelahiran dan peningkatan rata-rata usia.

Thailand memproyeksikan bahwa pada tahun 2037, proporsi anak-anak akan menurun menjadi 14,3 persen, sedangkan penduduk lanjut usia akan meningkat menjadi 29,85 persen. Selain itu, kelompok usia angkatan kerja akan berkurang jumlahnya.

Jika situasi ini terus berlanjut, populasi Thailand bisa turun menjadi hanya 31-32 juta orang dalam 60 tahun ke depan.

Pertemuan tersebut menggunakan model ‘Kafe Dunia’ untuk mengumpulkan gagasan dari lima kelompok: anak-anak dan remaja, individu usia kerja, lansia, penyandang disabilitas dan masyarakat kurang mampu, serta ekosistem untuk keamanan keluarga.

Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pertukaran ide dan secara kolaboratif merancang kebijakan, tindakan, dan upaya menjamin kesejahteraan keluarga dan umat manusia di Thailand.

Hasil pertemuan itu akan dipresentasikan di konferensi PBB mengenai kependudukan pada akhir April.

Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat dunia tentang meluasnya isu penurunan angka kelahiran, menunjukkan langkah proaktif Thailand dan keinginan untuk bekerja sama dengan lembaga internasional untuk bersama-sama mengatasi tantangan ini.

Baca juga: PM Thailand : perundingan damai dengan pemberontak tak akan gagal

Sumber: VNA

Penerjemah: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2024