Jakarta (ANTARA) - Kepala LEMIGAS Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ariana Soemanto mengatakan pihaknya turut memastikan standar dan kualitas produk pelumas, yang beredar di pasaran.

Menurut dia, pelumas mempunyai posisi strategis dalam mendukung kegiatan perekonomian, tidak hanya untuk sektor transportasi, tapi juga di berbagai industri.

"Setiap mesin atau peralatan produksi membutuhkan pelumas, yang spesifik sesuai dengan kondisi kerja, persyaratan lingkungan, dan keselamatan, yang pada akhirnya memenuhi persyaratan keandalan kerja yang efisien," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Untuk itu, lanjutnya, kualitas pelumas harus dijaga dengan baik yaitu dengan mempertahankan standar yang telah ditetapkan.

Ariana mengatakan hasil uji yang diperoleh dari laboratorium LEMIGAS dapat menjadi bukti pemenuhan standar dan mutu pelumas tersebut.

LEMIGAS pun secara langsung mengambil bagian dalam perkembangan industri pelumas nasional.

"Hal ini karena LEMIGAS mempunyai laboratorium, kemampuan teknis, serta tenaga ahli untuk melaksanakan pemeriksaan dan pengujian karakteristik fisika-kimia, parameter semi unjuk kerja dan unjuk kerja pelumas, serta telah mendapatkan akreditasi dari instansi berwenang, yaitu ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu, ISO 17025:2017 tentang Kompetensi Laboratorium, ISO 45001:2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan, serta ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan," jelas Ariana.

Ia menambahkan Shell Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi pelumas dan memasarkannya setelah melalui hasil uji sampel pelumasnya oleh LEMIGAS dinyatakan memenuhi standar dan mutu yang berlaku di Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Shell melakukan groundbreaking pabrik manufaktur gemuk atau grease manufacturing plant (GMP) pertamanya di Indonesia.

Pabrik itu akan melengkapi pabrik pelumas atau lubricants oil blending plant (LOBP) Shell yang berada di Bekasi, Jawa Barat.

Pabrik GMP baru dengan kapasitas produksi hingga 12 juta liter gemuk (grease) per tahun itu akan membantu permintaan produk gemuk premium yang terus meningkat di Indonesia.

Baca juga: Kajian LEMIGAS: Kapasitas penyimpanan karbon RI capai 572 gigaton

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024