Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa
Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendata dampak cuaca ekstrem yang terjadi menjelang Nyepi 2024.

"Jumlah rumah yang rusak maupun pohon yang tumbang masih didata," kata Kepala BPBD Lombok Tengah, Ridwan Maruf di Praya, Senin.

Hujan lebat dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang pada Minggu malam hingga Senin siang, mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan menimpa rumah warga serta menutupi akses jalan.
 
Selain itu, beberapa rumah warga rusak disapu angin puting beliung sebagai dampak cuaca ekstrem di Lombok Tengah.


"Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa," katanya.


Baca juga: BMKG: Waspada hujan lebat & angin kencang di NTB pada akhir pekan ini
Baca juga: Diterjang angin kencang, menara masjid di Lombok Timur-NTB roboh


Pasca menerima informasi, petugas dari BPBD Lombok Tengah bersama aparat gabungan turun langsung mengevakuasi pohon tumbang, sehingga tidak mengganggu arus lalulintas maupun merusak rumah warga yang terkena dampak.

"Petugas sudah mulai memotong pohon yang tumbang, supaya tidak membahayakan warga," katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada awal bulan Ramadhan atau pertengahan Maret 2024.

"Waspada potensi cuaca ekstrem tanggal 11 sampai 16 Maret 2024 di wilayah NTB," kata Kepala Stasiun Meteorologi Zaenuddin Abdul Majid, Lombok, Satria Topan Primadi.


BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca juga: BPBD: Lima daerah di NTB terdampak bencana akibat cuaca ekstrem
Baca juga: Puluhan pohon tumbang di Lombok Tengah



Ia menjelaskan, kondisi atmosfer menunjukkan aktifnya beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan di antaranya aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby serta aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia.


"Selain itu terpantau sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung yang membentuk daerah pertemuan angin (konvergensi) di wilayah NTB," katanya.

Ia mengatakan hal tersebut dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan potensi pertumbuhan awan-awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB dalam beberapa hari ke depan.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 11 hingga 16 Maret 2024 di wilayah Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur.

"Selain itu potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga diprakirakan terjadi di wilayah Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima dan Dompu pada pagi hingga dini hari," katanya.

Baca juga: Delapan rumah rusak diterjang angin kencang di Temanggung
Baca juga: BPBD: 28 rumah rusak diterjang angin kencang di Karanganyar Jateng
Baca juga: BMKG : Fenomena angin kencang di Bandung-Sumedang bukan tornado


Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024