Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Daerah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau para nelayan di wilayah tersebut untuk sementara waktu tidak melaut karena adanya gelombang tinggi.
 
"Sudah dari kemarin kami wanti-wanti untuk menghentikan aktivitas melaut dan pelayaran," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat Isfridus Tobong saat dihubungi di Labuan Bajo, Senin.
 
Dia menyampaikan hal tersebut menyusul adanya peringatan dini dari BMKG bagi masyarakat NTT agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi pada 8-14 Maret 2024.

Dia menambahkan, gelombang tinggi yang mengancam permukiman warga juga terjadi di Pulau Papagarang Desa Papagarang, Kecamatan Komodo.

"Saya minta evakuasi sementara warga pesisir ke tempat yang lebih tinggi dan hentikan pelayaran serta aktivitas melaut," katanya.

Baca juga: Waspada cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis di Manggarai Barat NTT
 
Berdasarkan laporan yang diterima, kata dia, angin kencang juga telah mengakibatkan dua ruang kelas Sekolah Dasar (SD) di kepulauan, yakni di Desa Pontianak, Kecamatan Boleng, mengalami kerusakan.
 
"Tadi kami sudah konfirmasi dengan kepala sekolahnya. Kami lakukan telaah dan sampaikan ke instansi terkait," katanya.
 
Pemda Manggarai Barat (Mabar) telah mengeluarkan imbauan kepada 169 desa/kelurahan dan 12 kecamatan di daerah itu untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi sejak Januari 2024.
 
"Kami juga sudah kontak langsung kepala desa di tiga desa kepulauan untuk waspadai bencana alam," katanya.

Baca juga: BMKG ingatkan warga Manggarai Barat waspada banjir dan tanah longsor

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Manggarai Barat mengimbau masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama sepekan pada 8-14 Maret 2024.
 
Cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di 12 kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat.
 
"Kami mengimbau untuk mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem tersebut seperti banjir dan banjir bandang," kata Kepala Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Manggarai Barat Maria Patrycia Christin Seran dalam keterangan yang diterima Senin malam.

Dampak lainnya yang perlu diantisipasi adalah tanah longsor, pohon tumbang​​​​​​​, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum lainnya.

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024