Makkah (ANTARA News) - Jamaah haji Indonesia mempunyai hak untuk mengambil Nafar Tsani atau tiga hari tinggal di Mina sehingga mereka tidak bisa dipaksa untuk mengambil Nafar Awal atau hanya dua hari di Mina, kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama Anggito Ambimayu.

"Saya dengar ada pengurus Maktab yang mendorong jamaah untuk mengikuti Nafar Awal. Saya tegaskan jamaah punya kebebasan untuk memilih dan tidak bisa dipaksa," katanya kepada wartawan Media Centre Haji di Makkah, Selasa.

Ia menjelaskan, Pemerintah Indonesia sudah membayar biaya pondokan dan makan selama tiga hari di Mina atau Nafar Tsani untuk semua jamaah Indonesia.

"Kita bayar untuk Nafar Tsani semua, kalau ada yang mau Nafar Awal berarti ada penghematan pengeluaran dari pengelola Maktab karena mereka tidak melayani makan untuk hari ketiga," kata Anggito .

Menurut dia, kemungkinan desakan Maktab agar jamaah Indonesia mengambil Nafar Tasni adalah faktor ekonomi karena dengan demikian pengeluaran bisa dihemat minimal uang makan 10,5 riyal per porsi per jamaah dikali tiga kali sehari.

"Hitung saja penghematan pengelola maktab jika jamaah satu maktab yang rata-rata 3.250 orang tidak mendapat pelayanan makan," katanya.

Terkait dengan pergerakan jamaah dari Arafah-Muzdalifah-Mina, Anggito mengatakan, baru kali ini jamaah Indonesia bisa seluruhnya masuk Mina pukul 06.00, sementara tahun sebelumnya baru selesai prosesi itu sampai pukul 11.00, bahkan dua tahun yang lalu baru selesai pukul 15.00.

"Ini rekor, pergerakan jamaah dengan kendaraan bus berjalan lancar," katanya.

Beberapa faktor yang menyebabkan lancarnya pergerakan jamaah itu antara lain karena bus yang digunakan semuanya relatif bagus yaitu dari Rawahel dan Saptco, dua perusahaan otobus di Arab Saudi.

Kedua adalah adanya koordinasi yang baik antara Nakoba (Asosiasi Perusahaan Otobus setempat) dengan Panitia Penyelengggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

"Mereka punya telepon hotline yang bisa koordinasi kapan saja," katanya.

Menurut Anggito, setelah menyelesaikan prosesi wukuf di Arafah serta mabit di Muzdalifah, jemaah haji reguler umumnya memilih ke Mina dahulu untuk melempar jumroh, sedangkan haji khusus ke Masjidil Haram untuk tawaf ifadhah dan sai.

Sementara itu menurut data terakhir Siskohatkes Depkes, selama jemaah berada di Arafah untuk melaksanakan wukuf, sebanyak delapan jemaah wafat.

Selain itu, terdapat 49 jemaah menjalani rawat jalan, 10 harus dirujuk ke RS Arab Saudi dan yang menjalani rawat inap sebanyak 10 jemaah.

Sementara itu, situasi lalu lintas di Makkah sangat padat karena kendaraan-kendaraan jemaah dari Arafah sebagian sudah kembali ke Makkah untuk pelaksanaan tawaf ifadhah dan sai.
(B013/a011)

Pewarta: Budi Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013