Buffon dan Vieri menjelaskan soal begitu banyak pemain bola yang dihinggapi depresi karena tersangkut masalah utang jutaan Euro di sejumlah bank
Milano (ANTARA News) - Skandal seks dan rasisme mengancam rapor sejumlah pemain yang kini menghuni Liga Italia (Serie A). Jagat sepak bola negeri itu sontak tersentak.

Sedikitnya ada 50 pemain Liga Italia mengutarakan "dari hati terdalam" berkaitan dengan topik kontroversial itu di ajang sepak bola negeri Spaghetti tersebut.

Liga Italia bukan tanpa hiruk pikuk, dari ancaman depresi, pro kontra "asisten wasit tambahan", dan tuntutan pemain yang berharap penerapan teknologi garis gawang, dan ulah serba mencemaskan dari Balotelli, sebagaimana dikutip dari situs La Gazzetta dello Sport.

Pada Februari, majalah sepak bola FourFourTwo menelisik fakta di balik sejumlah laga di Liga Inggris (Premier League). Mereka menggelar jajak pendapat dengan menjaring pengakuan sebanyak 100 pemain.

Dengan menggunakan daftar kuestioner yang tidak mencantumkan nama jati diri, peserta menjawab pertanyaan seputar rasisme, deprsi dan homoseksualitas. Topik juga menyentuh soal pengaturan hasil pertandingan dan penggunaan narkoba.

Sebanyak 78 persen dari para pemain mengatakan depresi menjadi masalah. Banyak dari mereka mengaku bahwa "bercokolnya kekuatan di kamar ganti" dapat saja menyebabkan pemecatan pelatih. Ini terjadi dengan Di Canio.

Banyak dari mereka yang mengaku bahwa ada satu presiden klub sepak bola setempat bersedia membeli kokain bagi para pemain. Diajukan pertanyaan lebih lanjut, bagaimana dengan di Italia?

Tidak ada jawaban lebih lanjut ketika diajukan pertanyaan soal pengaturan skor pertandingan dan narkoba. Dari situ, dikumpulkan data dari sejumlah klub Liga Italia antara kurun Mei dan September. Hasilnya, sungguh di luar dugaan.

Pertanyaan soal depresi yang menyelimuti para pemain sepak bola. Buffon dan Vieri menjelaskan soal begitu banyak pemain bola yang dihinggapi depresi karena tersangkut masalah utang jutaan Euro di sejumlah bank, dan urusan pacar-pacar mereka yang umumnya para perempuan cantik yang berprofesi sebagai pembawa acara di televisi.

Emmanuel Petir, bintang sepak bola yang membawa Prancis menjadi juara dunia pada 1998 menulis kehidupan pribadinya yang serba muram dalam otobiografinya sendiri.

Penjaga gawang Jerman, Robert Enke juga berniat bunuh diri pada 2009 ketika ia dilanda depresi. Soal-soal seperti itu kerapkali disembunyikan di bawah karpet kemegahan sepak bola Italia.

Merespons soal depresi pemain, banyak klub menyediakan jasa layanan konseling bagi para pemain, sementara banyak pemain lebih memilih berbicara kepada sesama rekan dalam klub.

Dari 50 pemain yang terjaring dalam jejak pendapat, sebanyak 29 pemain menyatakan mereka pernah mengalami depresi, padahal tantangan ke depan relatif lebih berat untuk melakoni sejumlah laga di Liga Italia.

Rasisme, belakangan ini kerapkali mendominasi halaman-halaman depan surat kabar. Grafik soal rasisme cenderung menaik dari hari ke hari, dari soal ejekan sampai aksi yang berbau rasis.

Sebanyak 36 persen responden dari jajak pendapat menyatakan mereka pernah mendengar rekan pemain pernah menerima dan mendengar ejekan berbau rasis dalam sejumlah pertandingan Liga Italia. Grafiknya terus menunjukkan kenaikan.

Hanya dua dari 50 responden yakin bahwa para pemain berkulit hitam terpengaruh dengan ejekan itu sepanjang perjalanan karier mereka di sepak bola.

Pada generasi 1980-an, mayoritas para pemain yang berlaga di Liga Italia mampu menjaga kehormatan dari Italia yang serba multikultural.

Homoseksualitas, hanya empat persen dari jumlah responden menjawab pertanyaan soal rasisme. Dari jumlah ini, diajukan juga pertanyaan soal homoseksualitas.

Pada 2009, Marcello Lippi yang saat itu masih melatih timnas Italia, mengatakan, "Saya tidak percaya ada pemain sepak bola yang gay. Selama 40 tahun karier saya di sepak bola, saya belum pernah mendapati soal itu. Memang ada banyak kecenderungan ke arah sana, meski mereka tidak mengutarakannya secara terang-terangan."

Pada 2012, Antonio Cassano berbicara soal homoseksualitas yang telah menjadi masalah. Sementara, pada 2011, mantan pemain AS Roma dan pemain timnas Italia, Damiano Tomassi, menyarankan bahwa para pemain yang cenderung homoseks hendaknya "dikucilkan".  

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013