Jakarta (ANTARA News) - Keberhasilan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memori of Understanding/MoU) damai di antara pihak Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005 menjadi contoh keberhasilan menciptakan perdamaian dunia, kata mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari. "Saya akui perundingan di Helsinki tidak selalu mudah, tetapi saya dikelilingi orang-orang yang ingin menghentikan penderitaan rakyat Aceh," ujarnya pada konferensi internasional bertajuk "Membangun Perdamaian Kekal di Aceh: Satu Tahun Setelah Nota Kesepahaman Helsinki" di Jakarta, Senin. Menurut dia, ada enam alasan di balik kesuksesan mewujudkan MoU Helsinki dalam waktu singkat, yaitu keinginan politik, komitmen delegasi, waktu, kebutuhan menyelesaikan masalah dengan cepat, keterkaitan melalui berbagai jalur multitrack dengan organisasi-organisasi lainnya yang memberikan kontribusi berharga untuk perdamaian, dan adanya Aceh Monitoring Mission (AMM). Pemerintah Indonesia dan GAM, kata dia, memiliki komitmen politik yang sangat serius untuk mewujudkan perdamaian di Aceh. Kesepakatan damai, lanjut dia, bukanlah akhir, tetapi awal dari perdamaian, dan komitmen dari kedua belah pihak adalah kuncinya, sedangkan fasilitator luar hanya membantu. Oleh karena itu, kata dia, penting bagi kedua belah pihak untuk menghargai dan menghormati kesepakatan yang telah dibuat. "Saya sangat bahagia dengan apa yang telah dihasilkan" ujar pimpinan juru runding di balik sukses penandatanganan Mou Helsinki tersebut. Selama hampir tiga abad, rakyat Aceh telah banyak menderita akibat ketidakstabilan dan ketidak-amanan di wilayahnya. Banyak keluarga kehilangan sanak saudara, rumah dan harta benda, karena pertikaian yang berlangsung di beberapa wilayah provinsi itu. Apalagi, menurut dia, gempa bumi yang diikuti gelombang pasang air laut (tsunami) yang terjadi pada 26 Desember 2004 telah menambah bencana bagi rakyat Aceh dan pada saat yang bersamaan telah menumbuhkan rasa solidaritas dari seluruh rakyat Indonesia untuk membangun kembali Aceh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selama setahun ini Mou Helsinki relatif menciptakan babak baru dalam sejarah Aceh ke arah perdamaian yang membawa keadilan, kemakmuran, serta bermartabat, tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006