Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo menyebutkan bahwa konflik rumah tangga mesti diselesaikan dengan perasaan, tidak hanya dengan logika.
 
"Konflik di dalam rumah tangga, kalau kita selesaikan hanya dengan logika itu berat, hasilnya pasti kacau, tetapi juga harus diselesaikan dengan perasaan," kata Hasto dalam diskusi kelas orang tua bersahaja (bersahabat dengan remaja) yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
 
Ia menyampaikan hal tersebut menanggapi fenomena anak-anak yang akhirnya menjadi broken home karena orang tua yang bercerai akibat permasalahan yang tidak bisa dibicarakan dengan perasaan, tetapi cenderung egois dan hanya mementingkan diri sendiri.
 
"Di antara keluarga yang bercerai ini ternyata anak-anaknya membentuk grup b-home atau broken home yang orang tuanya tidak tahu. Mereka membagi perasaan satu sama lain di antara mereka, meski terlihat diam, tetapi (kondisi mental) mereka cukup memprihatinkan," ucapnya.
 
Menurut dia, pola pikir anak yang merasa ditelantarkan orang tuanya sangat berbeda dengan anak yang tumbuh di keluarga yang harmonis, dan sebagian besar orang tua yang bercerai dimulai dari kurang mampunya mereka mengomunikasikan dan menyelesaikan permasalahan yang kecil.
 
"Dimulai dari keluarga inilah akan dihasilkan anak yang baik dan tidak lemah, lemah ini tidak hanya dari sisi ekonomi, melainkan juga lemah mentalnya, lemah imannya, lemah perilakunya. Orang tua yang banyak bercerai tadi, ketika kita analisis 70 persen penyebabnya adalah masalah kecil yang mereka tidak bisa memaklumi," tuturnya.
 
Untuk itu, dokter spesialis kandungan ini menegaskan, sebelum orang tua membahas tentang anak, atau mendidik anak, penting untuk mengomunikasikan perasaan satu sama lain.
 
"Oleh karena itu, sebelum menyentuh masalah anak, para orang tua juga perlu belajar menyampaikan komunikasi satu sama lain. Sebagai kepala rumah tangga, suami harus lebih dewasa, bisa menahan emosi, dan istri juga harus bisa memaklumi," kata dia.
 
Ia juga menekankan, visi BKKBN untuk menciptakan keluarga berkualitas kuncinya ada pada orang tua.
 
"Salah satu visi BKKBN adalah menciptakan keluarga yang berkualitas, yang mana kuncinya ada pada orang tua yang hebat," demikian Hasto Wardoyo.

Baca juga: Psikolog: Hindari membandingkan saat bangun hubungan pernikahan baru

Baca juga: Siasat menghindari konflik pernikahan yang bisa berujung perceraian

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024