Bekasi (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan program penyaluran cadangan pangan pemerintah (CPP) untuk bantuan pangan penanganan stunting yang bergulir sejak 2023 hingga sekarang turut berkontribusi pada pemberdayaan peternak lokal ayam dan telur.

"Kegiatan ini bukan hanya bertujuan terkait menyelesaikan persoalan stunting, tapi juga terkait memberdayakan peternak ayam dan telur," kata Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo di sela peluncuran bantuan tahap II di Kantor Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat.

Ia mengatakan paket bantuan berisi 10 butir telur dan 0,9--1 Kg daging ayam beku sebanyak tiga kali pemberian itu bukan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat, tapi juga di aspek hulu, produk pangan para peternak dapat terserap oleh pasar dengan harga yang baik.

Dalam program tersebut, kata Nyoto, BUMN Pangan ID Food memiliki peran sebagai pemasok kebutuhan pasar atas hasil produksi pangan sebagai upaya hilirisasi pangan yang diarahkan Presiden Joko Widodo untuk membangun ekosistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan.

Ayam dan telur dari peternak dibeli oleh pemerintah dari BUMN dan selanjutnya dijadikan untuk kepentingan penanganan stunting, sehingga ada hubungan erat antara peternak dan konsumennya, kata Nyoto menambahkan.

Baca juga: Bapanas sasar 1,4 juta keluarga rawan stunting untuk bantuan tahap II

"Salah satu strategi membantu peternak ayam dan telur memastikan meng-offtaker bahwa telur dan ayamnya terjual dengan harga yang baik, dihargai dengan baik, maka kehadiran BUMN ada di situ, hadir sebagai offtaker peternak ayam dan telur," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan, optimistis program bantuan pangan yang kini memasuki tahun kedua ini akan semakin mendukung keberlanjutan para peternak kecil mandiri.

Saat ini, terdapat lebih dari 100 mitra peternak lokal yang digandeng ID Food sebagai supplier daging dan telur ayam untuk para keluarga rawan stunting.

"Melalui program ini, ID FOOD akan menyerap telur dan daging ayam yang diproduksi para peternak mandiri kecil dengan harga yang baik dan stabil sesuai harga eceran tertinggi guna menjaga kepastian dan stabilitas harga di tingkat peternak," katanya.

Bantuan pangan penanganan stunting tahap kedua tahun ini menyasar total 1.446.089 keluarga rawan stunting (KRS) di tujuh provinsi prioritas, yakni Jawa Barat 403.285 KRS, Sumatera Utara mencapai 136.738 KRS, Jawa Tengah 345.514 KRS, Jawa Timur 374.197 KRS, Banten 92.654 KRS, Nusa Tenggara Timur 73.068 KRS dan Sulawesi Barat 20.633 KRS.

Direktur Komersial ID Food Nina Sulistyo menyebut kebutuhan anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk program tersebut berkisar Rp400 miliar per periode penyaluran.

"Kurang lebih hampir sama dengan yang tahun lalu. Kita per periode Rp390 miliar sampai Rp400 miliar," katanya.

Baca juga: Bantuan pangan tahap II keluarga rawan stunting dimulai dari Jabar

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024