BRIN memiliki banyak periset yang siap berkolaborasi dengan pemkot untuk mewujudkan ekosistem inovatif melalui pendekatan integratif
Kota Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Probolinggo menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mencari solusi permasalahan sampah yang semakin meningkat volume nya di Taman Pemrosesan Akhir (TPA) Bestari Kota Probolinggo, Jawa Timur.

"TPA Bestari saat ini menampung sekitar 60 persen sampah organik dan 40 persen sampah non-organik," kata Sekretaris daerah Kota Probolinggo Ninik Ira Wibawati saat memimpin rapat konsultasi teknis secara daring dengan pihak BRIN di Ruang Command Center Kota Probolinggo, Jumat.

Baca juga: Pegadaian gelar gathering bersama Bank Sampah binaannya di Kota Padang

Semakin meningkatnya volume sampah di TPA Bestari dari waktu ke waktu mendapat atensi khusus dari Pemerintah Kota Probolinggo karena diperkirakan pada April 2024 kondisi tempat pengolahan sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup setempat itu akan mengalami overload.

Menurutnya kapasitas TPA yang terbatas dan pengelolaan yang belum optimal menyebabkan berbagai permasalahan seperti penumpukan sampah dan pencemaran lingkungan.

"Melalui rapat konsultasi teknis itu, kami berharap Pemkot Probolinggo mendapat saran yang tepat dan efektif untuk mengelola sampah," tuturnya.

Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset dan Inovasi Daerah BRIN Lukman Shalahuddin yang mengikuti rapat yang dilaksanakan secara daring dengan topik bahasan mengenai Fasilitasi Kajian Dan Pendanaan Persampahan di Kota Probolinggo.

"Berawal dari permasalahan itu, kami mencoba untuk berkonsultasi dan bekerjasama dengan BRIN dengan harapan dapat saran, masukan serta langkah-langkah apa saja yang diperlukan Pemkot Probolinggo dalam menangani sampah tersebut," katanya.

Baca juga: DKI kemarin, daerah tujuan mudik gratis hingga pencarian warga Taiwan

Kepala DLH Lumajang Retno Wandansari mengatakan saat ini ketinggian sampah yang berada di Jalan Anggrek tersebut sudah mencapai 18 meter dengan kemiringan sekitar 60 derajat, sehingga hal itu berpotensi menyebabkan bencana longsor.

Sementara itu, Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset dan Inovasi Daerah BRIN Lukman Shalahuddin mengapresiasi Pemkot Probolinggo karena telah cukup waspada terhadap permasalahan sampah.

"BRIN memiliki banyak periset yang siap berkolaborasi dengan pemkot untuk mewujudkan ekosistem inovatif melalui pendekatan integratif," ujarnya.

Ia mengatakan solusinya harus menggunakan pendekatan integratif yakni dilihat dari pengelolaan tata ruang, infrastruktur, sumber daya energi, dan pemukimannya, lalu dicari solusi jangka pendek untuk permasalahan krusial dan jangka panjang untuk menciptakan tindakan preventifnya.

Baca juga: Ratusan RW di Jakarta Selatan sudah terima sarpras olah sampah

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024