Tangerang (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) akan terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan untuk mempercepat pencarian PMI korban kecelakaan kapal tenggelam di lepas pantai selatan Kota Tongyeong pada Sabtu (09/03).

"Masih empat warga negara Indonesia yang mudah-mudahan kita sampaikan kepada duta besar di Sout. Kita doakan saja bisa cepat ditemukan dan dikembalikan ke tanah air, untuk diserahkan ke keluarganya," kata Kepala BP2M Benny Rhamdani di Tangerang, Sabtu.

Ia menjelaskan, sebanyak tujuh orang merupakan anak buah kapal dari Indonesia. Sejauh ini, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan telah dikembalikan ke tanah air.

Kendati, tinggal empat orang WNI yang menjadi korban tenggelam itu dilaporkan masih belum ditemukan hingga saat ini.

"Duta besar mengatakan bahwa musibah ini dialami atau terjadi karena situasi cuaca, ditambah dengan angin sangat kencang, kemudian juga ombak yang sangat tinggi," ujarnya.

BP2MI dalam hal ini, akan mendorong Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk memberikan pernyataan secara diplomatik kepada Pemerintah Koresa Selatan agar bisa bertanggung jawab terhadap insiden yang terjadi.

"Pertanyaan kita adalah, kenapa di saat situasi buruk seperti itu kapal masih diizinkan berlayar untuk menangkap ikan. Maka BP2MI akan mengirimkan surat pada hari Senin kepada ibu Menlu untuk berani mengeluarkan nota diplomatik kepada pemerintah Korea melalui perusahaan itu bisa bertanggung jawab," jelasnya.

Dia mengungkapkan, dengan adanya peristiwa tersebut, tentunya bakal menjadi perhatian khusus bagi pihaknya untuk mengintervensi pemerintah dalam menangani para korban kapal tenggelam itu.

"Saya pikir ini hal biasa dilakukan oleh pemerintah dengan pemerintah. Tidak akan ada upaya mencederai hubungan antara Indonesia dengan Korea," ungkapnya.

BP2MI telah menerima sebanyak tiga jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban kapal nelayan tenggelam di lepas pantai selatan Kota Tongyeong melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.

Dalam pemulangan jenazah korban kapal tenggelam itu teridentifikasi identitasnya, yakni bernama Maulana Mansyur asal Sukabumi, Jawa Barat, R Arie Permana asal Sumedang, Jawa Barat, dan Safrudin warga Berebes, Jawa Tengah.

Ketiga jenazah Anak Buah Kapal (ABK) ini, diangkut menggunakan pesawat terbang Garuda Indonesia jenis Airbus A330-343,nomor penerbangan GA879 rute Jakarta yang mendarat sekitar pukul 15.55 WIB di Terminal Kargo Bandara Soetta Sabtu.

Atas kepulangan ketiga jenazah PMI ini, BP2MI langsung segera mengembalikan dan mengantarkannya ke daerah asal masing-masing.

Diberitakan, sedikitnya tujuh orang hilang setelah satu kapal nelayan tenggelam di lepas pantai selatan Kota Tongyeong di Korea Selatan pada Sabtu lalu

Sebanyak sembilan anggota kru, termasuk tujuh Warga Negara Indonesia, berada di dalamnya ketika kapal seberat 29 ton terbalik pada pagi hari di perairan yang terletak sejauh 68 kilometer di selatan pulau daerah Tongyeong, Provinsi Gyeongsang Selatan, demikian lapor Yonhap News mengutip petugas Patroli Pantai.

Dua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.

Otoritas Korea Selatan belum memberikan informasi tambahan mengenai kewarganegaraan dua kru lainnya.
 

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024