Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mulai membersihkan saluran dari aneka sampah yang menumpuk pascabanjir, sembari menunggu surutnya air di sejumlah titik sebagai langkah mempercepat penanganan banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Suwarto, di Semarang, Minggu, menjelaskan bahwa pihaknya fokus pembersihan saluran-saluran yang dipenuhi sampah pascabanjir, termasuk enceng gondok yang memenuhi pompa-pompa.

"Kami melakukan pembersihan di saluran karena banyak sampah di saluran yang dibawa banjir selama tiga hari ini. Kemudian membersihkan enceng gondok mulai Senin (18/3), yang yang menumpuk di Pompa Banger dan Kali Tenggang," katanya.

Selama tiga hari terakhir, kata dia, DPU Kota Semarang telah melakukan pembersihan lingkungan di semua wilayah terdampak banjir yang telah kering.

Baca juga: Kemensos bangun dapur umum bagi korban banjir Semarang

Berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) turut dikerahkan di lokasi yang sudah kering, sambil menunggu daerah lain yang masih banjir berangsur surut.

"Kami dorong masyarakat ikut membersihkan lingkungan. Mudah-mudahan cuaca cerah sehingga banjir bisa berangsur-angsur surut. Tadi kami terima laporan sudah ada penurunan air muka banjir 40-50 centimeter," katanya.

Dalam penanganan banjir dan pascabanjir, kata dia, Pemkot Semarang menerapkan strategi dengan menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.

Untuk penanganan banjir yang terjadi tiga hari terakhir, ia mengatakan upaya telah dilakukan secara maksimal, termasuk mengoperasikan seluruh pompa.

"Seperti di RSI Sultan Agung itu kewenangan BBWS Pemali Juana, tetapi kami juga menerjunkan pompa-pompa mobile di sana. Dari BBWS ada lima, kemudian kami tambah tiga. Di Trimulyo ada lima dari BBWS dan milik kami, di sana kedalamannya signifikan karena posisinya cekungan," katanya.

Baca juga: Pemkot Semarang pastikan bantuan makanan korban banjir bergizi

Sementara itu, Kepala BBWS Pemali Juana Harya Muldianto menyatakan pihaknya akan melakukan normalisasi drainase dan peningkatan kapasitas pompa-pompa pascabanjir.

"Kami mengoperasikan pompa-pompa. Ke depan sistem drainase harus ditata kembali. Di sistem Tenggang dan Sringin nantinya akan dilakukan normalisasi dan upgrading kemampuan pompa, sedang kami proses datanya. Ini persiapan," katanya.

Normalisasi saluran yang direncanakan pertengahan tahun ini akan berfokus di Sungai Plumbon dan Sungai Tenggang. BBWS Pemali Juana untuk mengeruk sedimentasi, memperlebar, dan meninggikan sekaligus memperkuat tanggul.

"Sisi timur dan barat akan dinormalisasi. Normalisasi ini sementara fokus di sistem Plumbon dan Tenggang. Kami keruk sedimentasi dan kami tinggikan tanggul-tanggul, ditambah menggunakan pompa, termasuk di Plumbon dilebarkan, tanggulnya diperkuat," katanya.

Di sisi lain, ia mengakui jika kapasitas pompa masih jauh di bawah kemampuan menampung beban banjir, mengingat rata-rata kemampuan pompa masih 50 persen sehingga mempersulit upaya mendorong air menuju laut.

Baca juga: Wali Kota Semarang minta pompa "portable" tetap dimaksimalkan

"Pertengahan tahun kami normalisasi sungai-sungai dan pompa daerah Muktiharjo, Waru, Kandang Kebo, dan seberangnya RSI Sultan Agung," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024