Jakarta (ANTARA) -
Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos bersinergi dengan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Sentra Antasena Magelang, Sentra Margo Laras Pati dan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta membangunkan dapur umum bagi korban banjir di Kota Semarang, Jawa Tengah.
 
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Robben Rico didampingi Plt. Direktur PSKBA, M. Delmi, dan Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung Iyan Kusmadiana mengatakan pihaknya telah meninjau langsung kondisi banjir di beberapa wilayah, posko pengungsian, serta posko bantuan Kemensos pada Jumat (15/3).
 
“Kita membuat dapur umum di beberapa titik, sudah ada empat dapur umum yang kita dirikan, namun ada beberapa dapur umum yang dibuat secara mandiri oleh warga juga akan kita bantu memasok kebutuhan,” kata Robben Rico dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Sabtu.
 
Ia bersama tim juga berkeliling untuk mendistribusikan bantuan langsung kepada masyarakat yang berada di pengungsian, salah satunya di Gedung Serbaguna Universitas Semarang.

Baca juga: KA Pandalungan tiba di Stasiun Jember tepat waktu pascabanjir surut

Baca juga: KA Pandalungan masih terdampak banjir di Semarang yang mulai surut
 
"Tadi sampai jam 3 pagi kita keliling di beberapa tempat, Alhamdulillah, kita sudah supply berupa kasur dan selimut. Harapannya warga bisa beristirahat dengan baik dan nyaman di pengungsian,” ujarnya.
 
Kementerian Sosial telah memberikan total bantuan senilai Rp3,088 miliar bagi korban bencana banjir di Kota Semarang yang dikirimkan dari beberapa Sentra Terpadu, Sentra, BBPPKS dan gudang pusat Bekasi.
 
Sampai saat ini, Kementerian Sosial dengan berbagai pihak masih terus memberikan pelayanan bantuan kepada warga terdampak. Bantuan tersebut sebagai bentuk komitmen Kementerian Sosial dalam membantu korban melewati masa sulit setelah bencana.
 
Salah satu pengungsi, Etty, mengucapkan rasa terima kasihnya karena mendapatkan kasur dan selimut dari pihak Kemensos.
 
“Sebelumnya, tidur hanya dengan alas tikar, sehingga selimut dan kasur ini sangat dibutuhkan untuk membuat tidur lebih nyaman,” kata Etty.
 
Sebelumnya, Kota Semarang dilanda banjir setelah hujan deras yang disertai petir dan angin kencang mengguyur sejak Rabu (13/3).

Berdasarkan data BPBD Kota Semarang per 15 Maret 2024 pukul 11.00, banjir telah menimbulkan dampak bagi 169.991 warga kota Semarang. Meluapnya air dari daerah Ungaran dan sekitarnya juga membuat Banjir Kanal Timur (BKT) tidak mampu menahan debit air sehingga turut memperparah situasi.
 
Kondisi banjir yang parah membuat beberapa masyarakat mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman seperti masjid, kantor kelurahan dan Gedung Serbaguna Universitas Semarang.*
 

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024