Keduanya bertahan di atas kapal yang terbalik dan terombang-ambing di tengah laut selama dua hari dua malam
Garut (ANTARA) - Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut bersama nelayan mengevakuasi seorang nelayan yang selama tiga hari terombang-ambing karena kapalnya terbalik akibat gelombang tinggi, kemudian terdampar di Pantai Santolo, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu.

Kepala Satpolairud Polres Garut AKP Anang Sonjaya mengatakan nelayan tersebut semula berangkat dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk melaut mencari ikan di perairan Kabupaten Cianjur sejak Kamis (14/3).

"Ya, perahu nelayan dari Sukabumi yang sedang melaut ke perairan wilayah Cianjur terbalik dan terdampar di Pantai Bobos Santolo, Cikelet," kata Anang.

Pihaknya mendapatkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi bahwa ada dua nelayan yakni bernama Carwidi (24) dan Juned (40) warga Pabean Udik, Kabupaten Indramayu, yang hilang saat melaut.

Baca juga: Satpolairud sebut angin kencang masih melanda wilayah laut Garut

"Hari Sabtu (16/3) kemarin menerima informasi dari BPBD Sukabumi bahwa dua orang nelayan hilang ketika sedang melaut," kata Anang.

Ia menyampaikan informasi dari BPBD tersebut kemudian disebar ke para nelayan di Kabupaten Garut sampai akhirnya diketahui ada seorang nelayan yang terdampar lalu dilakukan pertolongan.

Korban yang terdampar itu, kata Anang, diketahui bernama Carwidi. Sedangkan nelayan satu lagi dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.

Berdasarkan pemeriksaan Carwidi, lanjutnya, saat sedang memasang jaring kondisi cuaca buruk, angin kencang, dan gelombang besar di perairan Gunung Dua Agrabinta, Kabupaten Cianjur, lalu menghantam perahu mereka sampai terbalik.

"Keduanya bertahan di atas kapal yang terbalik dan terombang-ambing di tengah laut selama dua hari dua malam," katanya.

Baca juga: Tim SAR cari wisatawan yang hilang terseret ombak di Garut

Berdasarkan keterangan Carwidi, Juned saat terombang-ambing di tengah lautan mengaku tidak mampu bertahan di atas kapal, sampai akhirnya menjauh dan tenggelam, sementara Cariwidi tidak bisa menolongnya karena kondisi gelap.

Sedangkan Carwidi, kata dia, masih tetap bertahan di atas kapal yang terbalik selama tiga hari sampai akhirnya terdampar di Pantai Santolo, Minggu pagi.

"Korban masih di kantor Satuan Polirud Polres Garut untuk memulihkan kondisinya," kata Anang.

Ia mengimbau nelayan di Kabupaten Garut untuk sementara tidak melaut mencari ikan, karena sejak beberapa hari kondisi cuaca ekstrem dengan angin kencang dan gelombang yang tinggi, sehingga membahayakan jiwa manusia.

"Kami mengimbau saat ini nelayan agar jangan dulu melaut karena ombak masih besar," ”kata Anang.

Baca juga: Polisi larang nelayan Garut melaut karena ombak tinggi


 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024