Washington (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap euro pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data baru di pasar pekerjaan menunjukkan kemungkinan Federal Reserve tidak akan mengurangi stimulusnya sebelum 2014.

Prospek program kebijakan moneter longgar Fed tetap tidak berubah, setelah berbulan-bulan diperkirakan akan diperketat, mendorong euro ke tingkat tertinggi terhadap greenback sejak November 2011, lapor AFP.

Pada pukul 21.00 GMT (Rabu pukul 04.00 WIB), euro dibeli 1,3780 dolar, dibandingkan dengan 1,3681 dolar pada Senin sore.

Data September menunjukkan melambatnya perekrutan pekerja oleh sektor swasta di minggu-minggu sebelum penutupan kegiatan (shutdown) parsial pemerintah pada 1 Oktober.

Ditambah dengan apa yang diperkirakan akan menjadi angka lebih buruk untuk Oktober karena penutupan kegiatan pemerintah selama 16 hari, data mendorong para analis menyimpulkan bahwa Fed akan mempertahankan program pembelian obligasinya 85 miliar dolar AS per bulan sampai awal tahun depan, menilai perekonomian masih membutuhkan dukungan tersebut.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun tajam ke tingkat terendah dalam tiga bulan, obligasi 10-tahun jatuh menjadi 2,51 persen setelah menyentuh 3,0 persen pada Juli.

"Kenaikan terbatas lapangan pekerjaan mendukung pandangan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan sikap kebijakan moneter yang akomodatif ke dalam 2014," kata Nick Bennenbroek dari Wells Fargo Securities.

Dolar sedikit berubah terhadap yen, diperdagangkan pada 98,12 yen dibandingkan dengan 98,15 yen, sementara euro meningkat terhadap mata uang Jepang, pada 135,23 yen dibandingkan dengan 134,26 yen sehari sebelumnya.

Pound Inggris didorong menjadi 1,6234 dolar dari 1,6146 dolar, sementara dolar merosot menjadi 0,8944 franc Swiss dari 0,9019 franc.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013