Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 18 orang perwira menengah Siswa Kursus Reguler Sekolah Staf Komando Tentara Nasional Indonesia (Susreg Sesko TNI) Angkatan XXXIII yang mengkaji strategi pertahanan negara di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Timur (Timtim) sepakat merekomendasikan, agar pemerintah mengembangkan Bandara Haliwen Atambua di Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timtim. "Sudah disepakati untuk merekomendasikan pengembangan Bandara Haliwen itu demi kemajuan kawasan perbatasan negara," kata Direktur Pendidikan Sekolah Staf Komando (Sesko) TNI, Brigjen TNI Nartono, di Kupang, Selasa. Selama semingu, terhitung 6-14 Agustus 2006, salah seorang Wakil Komandan Sesko TNI yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat, itu mendampingi siswa Susreg Sesko TNI XXXIII melaksanakan penelitian sebagai tugas akhir di wilayah NTT. Mereka merupakan bagian dari keseluruhan 55 siswa Susreg Sesko TNI tahun 2006, yang terdiri atas 50 orang perwira menengah (pamen) dari tiga matra TNI --Angkatan Darat, Angkatan Laut, serta Angkatan Udara-- dan lima perwira menengah dari negara sahabat. Wilayah penelitian pamen dari India di NTT, pamen Amerika Serikat (AS) dan Australia di Manado (Sulawesi Utara), pamen Singapura dan Malaysia di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Brigjen Nartono mengatakan, rekomendasi kepada pemerintah untuk mengembangkan Bandara Haliwen itu bertujuan memajukan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan negara tetangga Timtim itu. Landasan pacu Bandara Haliwen sejauh ini belum bisa didarati pesawat berbadan lebar, padahal potensi lahan memungkinkan dan dapat dijadikan bandara alternatif untuk penerbangan langsung yang selama ini lintas Kupang-Darwin dengan mengandalkan Bandara El Tari di Kupang sebanyak dua kali seminggu, yakni setiap Selasa dan Sabtu. "Bandara perbatasan negara itu harus dikembangkan jika ingin melihat kemajuan di Kabupaten Belu. Daerah penyangga perbatasan negara itu harus lebih dulu maju dari berbagai distrik di Timtim, karena akan berdampak pada eksistensi NKRI di daerah itu," katanya. Saat ini landasan pacu bandara itu hanya memiliki panjang 900 meter dan lebar 23 meter pada lahan seluas 1.289,25 x 30 meter. Sisa lahan dengan panjang 300 meter di bagian timur dan barat landasan pacu merupakan tanah kosong di luar landasan pacu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006