"Kita harus memastikan stoknya cukup dan harganya wajar," kata Rudy di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia menjelaskan, menjelang Idul Fitri akan terjadi lonjakan permintaan beras di pasaran. Menurut dia, hal itu berkaitan juga dengan kewajiban zakat fitrah bagi umat Islam.
Karena, meskipun zakat fitrah bisa dikonversi dengan bentuk uang, namun sebagian umat Islam di Bumi Tegar Beriman merasa lebih afdol menunaikan zakat fitrah dengan beras berkualitas setara yang mereka konsumsi sehari-hari.
Rudy juga menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan daerah-daerah tetangga penghasil beras, mengingat beberapa daerah akan memasuki masa panen raya pada bulan ini.
"Intinya kita harus menghitung dengan cermat agar masyarakat tidak kesulitan mencari beras di pasaran, terutama untuk kebutuhan zakat fitrah dalam beberapa hari ke depan ini," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bogor Asep Mulyana menjelaskan bahwa saat ini cadangan beras Kabupaten Bogor tersisa 361 ton, namun jumlah ini dianggap cukup untuk mengantisipasi kerawanan pangan.
"Kita masih punya cadangan beras di Bulog. Untuk penanganan kerawanan pangan tersisa 361 ton," ungkap Asep.
Ia menegaskan bahwa ketersediaan beras di Kabupaten Bogor saat ini dalam posisi aman.
Meskipun harga beras belakangan naik, dia memastikan bahwa hal tersebut bukan disebabkan oleh kelangkaan beras di pasaran. Dia juga menginformasikan bahwa ada dukungan beras dari daerah penyangga seperti Karawang, Cianjur, dan Banten.
Setiap tahun, hasil panen padi Kabupaten Bogor mampu memenuhi 40 persen kebutuhan beras, sedangkan sisanya dipenuhi dengan mendatangkan beras dari daerah lain seperti Karawang dan Indramayu.
Asep mengungkapkan bahwa jumlah kebutuhan beras di Bogor mencapai 696.567 ton dalam setahun, namun pihaknya mampu menyediakan lebih dari jumlah tersebut. Pada tahun 2022, misalnya, DKP Kabupaten Bogor berhasil menyediakan 753.392 ton beras, termasuk sisa tahun 2021 dan tambahan dari produksi petani serta daerah lain.
Baca juga: Ketua DPRD Bogor soroti peran daerah wujudkan Indonesia Emas 2045
Baca juga: Ketua DPRD Kota Bogor minta pemkot turunkan nakes tangani DBD
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024