Jakarta (ANTARA) - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Irfan Idris menegaskan motif terorisme adalah politik, bukan agama, sehingga tidak bisa dikaitkan.

Untuk itu, dirinya mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu waspada lantaran kelompok teroris biasanya akan memaksakan kehendak dengan tujuan utama mengubah ideologi.

"Padahal ideologi kita kan Pancasila, bukan agama, bukan khilafah," ucap Irfan dalam Diskusi Kelompok Forum terkait Peran Media Massa dalam Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Jakarta, Selasa.

Irfan menuturkan Indonesia sudah berbentuk pemerintahan dan kebangsaan, sehingga bukan merupakan negara keagamaan. Jika Indonesia keluar dari konsep tersebut, ia mengatakan empat konsensus dasar kebangsaan akan rusak, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

Selama tahun politik, kata dia, BNPT RI juga tetap meningkatkan kesadaran masyarakat serta mendorong kesadaran dan ketahanan komunitas terhadap paham radikal terorisme guna mencegah berbagai aksi terorisme, yang akan merusak pesta demokrasi.

"BNPT ini independen dan nonpartisan. Kami tidak masuk ke narasi politik, tetapi tetap kami tingkatkan kesadaran masyarakat," ucap dia menambahkan.

Irfan menyampaikan peningkatan langkah pencegahan paham radikal terorisme di tahun politik tersebut seiring dengan penangkapan teroris pada tahun lalu menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah menangkap 18 tersangka tindak pidana terorisme selama periode tanggal 2 sampai dengan 19 Oktober 2023 di enam provinsi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) DivHumas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan para tersangka terorisme yang ditangkap itu, yakni enam orang ditangkap di Nusa Tenggara Barat (NTB), lima tersangka di Sumatera Selatan, empat tersangka di Lampung.

Kemudian di Kalimantan Barat, Jawa Barat, dan Sumatera Barat masing-masing satu tersangka.

“Para tersangka berasal dari kelompok teroris berbeda-beda, ada yang dari Anshor Daulah dan Jamaah Islamiyah,” kata Ramadhan.
Baca juga: BNPT RI cegah paham radikal terorisme melalui pemberdayaan masyarakat
Baca juga: BNPT RI tingkatkan kemampuan aparatur dalam pencegahan terorisme
Baca juga: BNPT RI ajak PMI di Hong Kong perkuat nilai kebangsaan dan persatuan


Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024