Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menyebut hubungan China dan Selandia Baru siap memasuki hubungan "baru" sebagai hasil kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

"Menlu Wang Yi mengatakan China siap bekerja sama dengan Selandia Baru untuk meneruskan semangat untuk lebih banyak mencapai 'hal pertama' dan 'hal baru', sehingga menjaga hubungan China-Selandia Baru menjadi prioritas dalam hubungan China dengan negara-negara maju," kata Lin Jian saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Selasa (19/3).

Menlu China Wang Yi bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon pada 18 Maret 2024. Selain itu, Wang Yi juga bertemu dengan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dan berbicara dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru Todd McClay.

"Sejak China dan Selandia Baru menjalin hubungan diplomatik, hubungan bilateral kedua negara menikmati momentum perkembangan yang baik. Saling menghormati, inklusif, kerja sama, dan memberikan manfaat bagi masyarakat merupakan pembelajaran berharga dari perkembangan hubungan China-Selandia Baru," ujar Lin Jian.

Tahun 2024 juga menandai peringatan 10 tahun kunjungan kenegaraan Presiden Xi Jinping ke Selandia Baru dan pembentukan kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara.

"Menlu Wang Yi juga menekankan bahwa perekonomian China akan terus memberikan momentum baru untuk perekonomian dunia, dan akan membawa peluang baru bagi Selandia Baru. China bersedia bergandengan tangan dengan Selandia Baru untuk secara aktif menerapkan Perjanjian Perdagangan Bebas China-Selandia Baru yang sudah diperbaharui, melakukan konsultasi dan negosiasi soal daftar negatif perdagangan jasa dan membawa kerja sama antara kedua negara ke tingkat yang lebih erat," tutur Lin Jian.

China juga menyambut baik kelanjutan partisipasi Selandia Baru dalam "Belt and Road Initiative".

"China juga siap bekerja sama dengan Selandia Baru untuk meningkatkan solidaritas, menentang mentalitas Perang Dingin, unilateralisme dan proteksionisme, menolak tindakan memutarbalikkan sejarah dan menjunjung tinggi kemajuan umat manusia ke arah yang benar," ucap Lin Jian.

Sedangkan pihak Selandia Baru, menurut Lin Jian, mengatakan bahwa China adalah mitra kerja sama yang penting bagi Selandia Baru.

"Selandia Baru juga akan terus mengikuti prinsip 'Satu China' dan bersedia untuk lebih memperkuat dialog tingkat tinggi dengan China, mempererat kerja sama di berbagai bidang seperti ekonomi dan perdagangan, pendidikan, pertukaran budaya, dan lingkungan iklim, serta meningkatkan hubungan Selandia Baru-China," papar Lin Jian.

Contoh keberhasilan hubungan kedua negara misalnya Perjanjian Perdagangan Bebas Tiongkok-Selandia Baru yang sudah diperbaharui dan kedua negara melakukan upaya bersama untuk mempertahankan prinsip perdagangan bebas serta menolak segala bentuk proteksionisme dan tindakan unilateral.

"Selandia Baru menyambut pelajar dan pengusaha China untuk belajar dan berbisnis di negaranya," kata Lin Jian.

China dan Selandia baru juga sepakat untuk mengadakan dialog antarpemerintah di berbagai bidang seperti kebijakan luar negeri, perdagangan, urusan konsuler, Pasifik Selatan, perubahan iklim, hingga memfasilitasi China dalam perjanjian Kemitraan Ekonomi Digital dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik.

"Menteri Perdagangan Selandia Baru akan mengunjungi China pada April 2024. Setelah kunjungan Menlu Wang Yi ke Selandia Baru, kedua belah pihak akan saling melakukan kunjungan menlu pada tahun ini serta sepakat untuk melakukan lebih banyak kunjungan pejabat tinggi," ujar Lin Jian.

Baca juga: Raksasa produk susu Selandia Baru berencana perluas bisnisnya di China
Baca juga: Menlu: Selandia Baru berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan China

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024