Tehran (ANTARA) - Presiden Iran Ebrahim Raeisi menyerukan pengambilan langkah-langkah praktis untuk menghentikan serangan dan kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Iran Raeisi dalam pesan Tahun Baru kepada negara-negara Asia yang merayakan Nowruz atau yang juga dikenal dengan Tahun Baru Persia.

Raeisi menyatakan bahwa Nowruz merupakan pesan perdamaian dan hidup berdampingan secara damai serta menjadi simbol dari rekonsiliasi.

"Ketika negara-negara Asia merayakan peristiwa baik melalui Nawruz, rakyat Gaza tertindas dan menghadapi serangan brutal rezim Zionis. Tak hanya itu, rakyat Gaza juga berada di bawah pengepungan total serta kehilangan akses terhadap kesehatan dasar dan fasilitas mata pencaharian," ujarnya.

Raeisi menganggap pengambilan langkah praktis yang serius guna menghentikan serangan rezim Zionis sebagai tugas kemanusiaan, termasuk untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat tertindas di Gaza.

Israel melancarkan perang brutal di Gaza yang terkepung pada tanggal 7 Oktober setelah Hamas melakukan operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap entitas pendudukan sebagai bentuk pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.

Israel telah melakukan pengepungan total terhadap wilayah padat penduduk tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di daerah itu.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi. Sebanyak 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituntut akibat melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sela pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Sumber : MNA-OANA

Baca juga: Iran: Dukung rezim Zionis adalah pelanggaran HAM terang-terangan
Baca juga: Iran: AS bertanggung jawab atas kejahatan di Gaza


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024