Jadi pohon sawit di tepi parit itu nanti akan di tebang dan di situ akan di buat jalan. Jadi, jalannya akan lebih lebar
Pontianak (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan selesainya pembangunan duplikasi jembatan Kapuas I di Kota Pontianak dipastikan dapat mengurai kemacetan yang selama ini terjadi antara Kecamatan Pontianak Timur dan Pontianak Kota.

"Alhamdulillah duplikasi Jembatan Kapuas I telah selesai dan akan kita resmikan. Jembatan sepanjang 430 meter dengan lebar 9 meter, ini dikerjakan dengan anggaran Rp275 miliar," kata Jokowi saat meresmikan duplikasi Jembatan Kapuas I di Kota Pontianak, Kamis.

Menurutnya, jembatan tersebut dipastikan akan meningkatkan konektivitas kawasan antara pusat Kota Pontianak dan Kecamatan Pontianak Timur.

Baca juga: Pemprov Kalbar melebarkan jalan penghubung Jembatan Kapuas tahun depan

"Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim pada pagi hari ini saya resmikan duplikasi Jembatan Kapuas 1 di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat," tuturnya, sambil menekan bel peresmian jembatan tersebut.

Duplikasi Jembatan Kapuas I yang menghubungkan Kecamatan Pontianak Timur dan Pontianak Kota itu dibangun sejak tahun 2022 lalu dengan menggunakan anggaran APBN senilai Rp275,7 miliar, ditambah dengan dana APBD Kota Pontianak sebesar Rp40 miliar, sehingga total anggaran yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp316 miliar dalam dua tahun pelaksanaan.

Di tempat yang sama, Pj Gubernur Kalbar, Harisson mengatakan setelah kegiatan ini, jam 16.00 WIT nanti jembatan tersebut sudah dibuka untuk umum, sehingga masyarakat bisa segera menggunakannya.

"Kita masih memiliki PR (pekerjaan rumah) karena jalan keluar dari jembatan ini masih sempit sehingga harus segera di lebarkan, agar macet benar-benar terurai. Kita harapkan mulai tahun depan pembangunannya sudah bisa dilakukan, sehingga mobilitas kendaraan semakin lancar," kata Harisson.

Rencananya, kata Harisson, pada sisi bagian Tanjung Raya II, akan menggunakan sedikit parit yang ada untuk dijadikan badan jalan. Demikian pada sisi jalan Imam Bonjol, juga akan di lakukan pelebaran jalan, sehingga ruang yang tersedia lebih besar untuk keluar masuk kendaraan menuju jembatan tersebut.

Baca juga: Polres Pemalang intensifkan patroli di Jembatan Comal

"Jadi pohon sawit di tepi parit itu nanti akan di tebang dan di situ akan di buat jalan. Jadi, jalannya akan lebih lebar," katanya.

Harisson menambahkan, karena menjadi jalan penghubung pelabuhan Internasional Kijing, nantinya jalan dari Tugu Khatulistiwa hingga jembatan Kapuas I juga akan di lebarkan , karena jika tidak akan tetap menyebabkan macet.

"Untuk jalan ini bisa dilebarkan, atau alternatif lainnya adalah dengan pembangunan jalan tol. Nah, untuk rencana pembangunan jalan tol ini sudah di kaji dan saat ini sudah masuk dalam tahap DID," tuturnya.

Setelah DID selesai, kata Harisson, baru masuk dalam tahap kajian, lahan mana yang akan digunakan. Untuk tahap pertama ini, rencana pembangunan jalan tol tersebut akan menghubungkan Pontianak ke Pelabuhan Kijing Mempawah.

"Namun saya optimis tahap kedua pembangunan jalan tol ini akan menghubungkan Pontianak-Singkawang," tuturnya.

Nantinya, jalan tol di Provinsi Kalimantan Barat yang terhubung dari Pontianak ke Pelabuhan Kijing diharapkan dapat menjadi rencana pengembangan wilayah Kawasan Industri, mengakomodasi distribusi komoditas, dan mengakomodir lalu lintas kendaraan pribadi.

"Komoditas utama di Provinsi Kalimantan Barat yakni kelapa sawit dan pertambangan dengan produksi terbanyaknya adalah bauksit. Sementara itu Jalan Tol ini akan dihubungkan dengan pengembangan Pelabuhan Kijing yang merupakan salah satu dari tiga proyek pengembangan di Kalimantan Barat," tuturnya.

Pelabuhan ini berlokasi di Kijing, daerah di antara Singkawang dan Mempawah dengan potensi komoditas yang akan melewati pelabuhan yaitu kelapa sawit, bauksit, karet, kayu, dan consumer goods.

Baca juga: Riau-BUMN China jajaki kerja sama bangun 6,1 km Jembatan Bengkalis

 

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024