Pengembangan EBT dihadapkan pada tantangan intermitten, oleh karena itu sektor yang bisa kita akses ialah dengan gas
Jakarta (ANTARA) - Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersiap melakukan kolaborasi dengan mitra gas global dalam pengembangan gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) di Indonesia sebagai langkah dalam mencapai transisi energi.

"PLN sebagai katalisator transisi energi di Indonesia telah merencanakan penambahan 80 Gigawatt (Gw) energi listrik hingga tahun 2040. Kapasitas energi tersebut akan diisi oleh energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75 persen atau setara 60 Gw dan 25 persen atau 20 Gw dipenuhi oleh energi gas," kata Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara di Jakarta, Kamis.

Untuk mendukung kebutuhan energi gas tersebut, PLN EPI terlibat aktif pada gelaran 18th LNG Supplies for Asian Markets 2024 di Marina Sentosa Cove, Singapura. Di kesempatan ini PLN EPI membuka lebar ruang kolaborasi dalam pengembangan LNG di Indonesia

Iwan Agung Firstantara menyampaikan bahwa keberadaan energi gas dalam peta jalan transisi energi sangat vital untuk mendampingi penggunaan EBT yang memiliki kelemahan intermittensi atau ketidakmampuan memproduksi energi secara terus menerus. Pembangkit gas dinilai bisa direalisasikan dengan cepat hanya dalam waktu 3-4 tahun.

”Pengembangan EBT dihadapkan pada tantangan intermitten, oleh karena itu sektor yang bisa kita akses ialah dengan gas. Pembangkit gas juga tergolong sebagai pembangkit yang bisa dengan cepat dibangun tidak seperti (pembangkit) hidro dan geotermal,” ucap Iwan

Ketergantungan PLN pada LNG juga dibutuhkan untuk mengkompensasi penurunan produksi gas pipeline (pasokan gas pipa) dalam negeri serta untuk memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat. Untuk itu, PLN tengah mengembangkan infrastruktur midstream LNG untuk menggantikan penggunaan solar/bahan bakar fosil dan untuk melengkapi pengembangan energi terbarukan.

Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rahmad Dewanto menambahkan, PLN telah memilih skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) sebagai skenario optimum untuk menurunkan emisi sekaligus menjaga baik keandalan sistem maupun kelangsungan keuangan perusahaan.

“Lewat ARED akselerasi transisi energi Indonesia akan berjalan dengan agresif. Kami terus menyelaraskan pengembangan pembangkit listrik berbasis gas dengan lokasi tambahan permintaan tersebar di Indonesia,” ucap Rakhmad.

Rakhmad melanjutkan bahwa sebagai satu-satunya entitas yang berinteraksi dengan pasar, PLN EPI terus mentransformasikan dirinya melalui optimalisasi kontrak dan infrastruktur. Selanjutnya, PLN EPI terus meningkatkan transparansi, efisiensi dan fleksibilitas melalui multi destination contract.

”Sebagai soul of supply pasokan gas dan LNG untuk pembangkit listrik di Indonesia, kami siap untuk berkolaborasi dengan mitra gas global untuk mendukung transisi energi di Indonesia,” tutup Rakhmad.

Baca juga: PLN EPI perkuat pasokan bahan bakar pembangkit selama Ramadhan
Baca juga: PLN Energi Primer Indonesia inisiasi program ekowisata mangrove

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024