Ya harus diberikan sanksi. Apalagi kalau dilakukan saat-saat pelajaran. Yang jelas harus diberikan sanksi. Berbeda dengan kasus kalau dia diperkosa, lain lagi,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan perlunya sanksi tegas bagi para siswa yang melakukan aksi pornografi.

"Ya harus diberikan sanksi. Apalagi kalau dilakukan saat-saat pelajaran. Yang jelas harus diberikan sanksi. Berbeda dengan kasus kalau dia diperkosa, lain lagi," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, menanggapi kasus porno siswa SMP Negeri 4 Jakarta.

Kasus porno di SMP Negeri 4 yang kini tengah ditangani aparat kepolisian melibatkan seorang siswa dan siswi melakukan tindakan asusila. Sementara sejumlah siswa lainnya melihat secara langsung tindakan tersebut. Adegan tersebut juga direkam dengan menggunakan telepon selular.

Menurut dia, untuk menyelesaikan masalah tersebut, harus melibatkan kedua orang tuanya, guru, wali kelas dan kepala sekolah, harus duduk bersama untuk menyelesaikan ini.

"Bukan hanya untuk kasus ini tapi juga kasus-kasus lainnya seperti itu tadi. Sehingga tidak ada salahnya komite sekolah itu juga bergerak bagaimana melindungi agar tidak terjadi seperti itu lagi." katanya.

Menurut dia lingkungan pergaulan di luar sekolah sangat mempengaruhi perilaku siswa didik. Oleh sebab itu, keluarga dan masyarakat juga diminta aktif untuk menjaga lingkungan yang ramah dan mencegah terjadinya hal-hal tak bermoral.

"Hal-hal begitu kan bukan penyebabnya dalam sekolah. Lingkungan juga, pergaulan, nah baru dia masuk di sekolah sebagai taruhlah bagian dari ekspresi dia. Itu penyakitnya dari luar. Orang sakit kepala di luar tapi muntahnya di situ," katanya.

Ia menambahkan dirinya tidak bisa mencampuri secara langsung kasus yang terjadi di SMP 4 Negeri tersebut, mengingat ada jenjang kewenangan dalam sekolah.

"Ada kepala dinasnya, ada kepala sekolahnya, sampai ada gubernurnya. Saya tidak bisa serta merta bisa masuk langsung begitu, oleh karena itu kita berikan kesempatan pada dinas yang bertanggung jawab di wilayah," katanya.

Ia menambahkan, pelajaran agama dan moralitas sangat diperlukan guna membekali siswa untuk meiliki kepribadian yang baik. "Itu lah mengapa dari awal, meski dikritik habis-habisan kenapa pelajaran agama dan budi pekerti itu kita terapkan yang tadinya dua jam jadi empat jam, karena kita merasakan itu," katanya.
(M041/Z003)

Pewarta: Arief Iskandar dan Panca Hari Prabowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013