Jakarta (ANTARA) - PT Takeda Innovative Medicine (Takeda) meraih penghargaan PR Indonesia Award 2024 untuk program pencegahan dengue di Indonesia yang salah satunya dijalankan bersama Kementerian Kesehatan.

“Pencapaian ini menggarisbawahi dedikasi kami untuk membuat perbedaan nyata dalam kesehatan masyarakat, sesuai dengan keahlian kami. Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dukungan dan sambutan baik dari pihak-pihak terkait, di antaranya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, para mitra di dunia kesehatan, komunitas, serta masyarakat umum,” kata Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.


Andreas menuturkan dalam rangka membentuk pondasi yang kuat, Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD, yang bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang dengue beserta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif seperti Wolbachia dan vaksinasi.

Baca juga: Target nol kematian akibat DBD 2030, Kemenkes gaet Biofarma dan Takeda

Baca juga: Menkes apresiasi kerja sama dengan Takeda dalam pencegahan DBD


Kampanye tersebut kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan dengue di Indonesia.

Dalam acara penghargaan yang pihaknya menangkan dalam kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta itu, Andreas turut mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen membantu pemerintah mencegah penularan dengue yang diwujudkan melalui Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, yang digagas oleh Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kementerian Kesehatan.

“Saya juga ingin berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI untuk komitmen yang luar biasa, para mitra, dan yang tidak kalah penting adalah seluruh karyawan Takeda di Indonesia, yang atas dedikasi dan kerja keras merekalah, kami bisa mendapatkan penghargaan ini,” kata dia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dr Imran Pambudi menanggapi dengan menyatakan bahwa untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat.

“Implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target kurang dari 10 per 10.000 penduduk,” katanya.

Ia menambahkan saat ini beberapa daerah telah menetapkan status kondisi luar biasa (KLB) dengue, sehingga implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia.

Berdasarkan data Kemenkes sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus dengue di Indonesia dengan 290 kematian. Di bulan Maret 2024 pun, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kabupaten Nagekeo.

“Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin dengue,” ujar Imran.

Baca juga: Takeda dan Good Doctor berkolaborasi perluas layanan vaksinasi DBD

Baca juga: Takeda sebut vaksin dengue Tetravalen sudah kantongi izin regulator

Baca juga: Kemenkes: Gigitan nyamuk meningkat 2,5 kali lipat saat cuaca panas
​​​​​​​


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024