Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan pemanasan global telah memicu perkembangan bunga abnormal dan memberikan dampak serius terhadap produksi kopi jenis arabika.
 
Peneliti Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN Dani mengatakan pihaknya melakukan persilangan buatan antara spesies kopi arabika dengan robusta untuk mendapatkan bibit tanaman yang adaptif terhadap kenaikan suhu udara.
 
"Kami mencoba mengintegrasikan sifat toleran terhadap suhu tinggi dari kopi robusta ke kopi arabika melalui persilangan antar spesies," kata Dani dalam penyataan yang dikutip di Jakarta, Jumat.
 
Pada Agustus 2020, BRIN menggarap proyek riset persilangan buatan menggunakan kopi robusta klon Sidodadi asal Bengkulu sebagai tetua betina yang disilangkan dengan kopi arabika klon Mangening asal Bali dan kopi arabika klon Garut Kuning asal Jawa Barat sebagai tetua jantan.

Baca juga: Petani kopi jelaskan faktor yang menentukan kualitas biji kopi

Baca juga: Kopi muria bakal diusulkan sebagai tanaman khas Kudus
 
Kemudian, persilangan buatan dalam spesies kopi robusta yang menggunakan klon Sidodadi dengan klon Kriting. Kegiatan persilangan juga dilakukan antara kopi robusta klon Sidodadi dengan klon Liberika sebagai pembanding.
 
Dani menjelaskan persilangan spesies kopi robusta dan arabika secara teoritis dapat dilakukan secara reciprocal menempatkan kopi arabika sebagai tetua betina, maupun sebagai tetua jantan meskipun dinilai lebih berhasil adalah kombinasi arabika dan robusta.
 
Namun demikian, ada satu laporan yang menyatakan bahwa di India pernah dilakukan persilangan reciprocal berupa penyilangan kopi robusta sebagai tetua betina dan kopi arabika sebagai tetua jantan.
 
Hasil riset persilangan tanaman kopi yang dilakukan BRIN tersebut terungkap bahwa hambatan persilangan antara spesies kopi robusta dan arabika tergolong kuat, namun tidak lengkap.
 
Hambatan pra-zigotik berkurang karena terdapat irisan periode antesis antar spesies, hambatan pasca-zigotik awal dalam bentuk kerontokan buah muda dan kegagalan endosperma tinggi, dan hambatan pasca-zigotik lanjut dalam bentuk triploid block tidak lengkap karena sekaligus diperoleh tipe ploidi diploid dan tetraploid.*

Baca juga: Kopi Pagaralam tak lagi "asalan"

Baca juga: Pusri pasarkan pupuk NPK untuk tanaman kopi dan singkong

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024