program kemitraan dengan petani di Jateng akan meliputi tiga kabupaten yakni Blora, Grobogan dan Sragen
Jakarta (ANTARA) - PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) pada tahun 2024 ini siap menjalin kemitraan dengan petani di sejumlah wilayah di Jawa Tengah melalui Program Farmer Engagement Program (FEP) setelah sukses di Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Rice Business Head PT WPI Saronto di Jakarta, Sabtu, mengatakan program kemitraan dengan petani di Jateng akan meliputi tiga kabupaten yakni Blora, Grobogan dan Sragen dengan pertimbangan wilayah tersebut berbatasan dengan Kabupaten Ngawi ,Jawa Timur yang merupakan lokasi salah satu pabrik WPI.

"Di tiga kabupaten di Jateng ini kami targetkan mencapai luasan 1.000 hektare dengan menggandeng 2.000 petani. Kami sudah beraudiensi dengan pemerintah daerah," katanya saat buka puasa bersama media.

Saronto menyebutkan Program kemitraan dengan petani atau FEP tersebut telah dimulai pada 2021 dan lahan yang dikerjasamakan saat itu baru 617 ha.

Peningkatan luas lahan kemitraan dengan petani bertambah signifikan yakni mencapai 3.300 ha pada 2022 dan kembali naik menjadi 8.903 ha pada 2023.

Baca juga: WPI tingkatkan kemitraan dengan petani jadi 20 ribu ha

Baca juga: WPI realisasikan program kemitraan seluas 12.592 hektar


Selama tiga tahun, tambahnya, total petani yang menjadi anggota kemitraan melalui Program FEP mencapai 16 ribu orang dengan luas lahan 12.000 ha tersebar di 19 kabupaten di Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Untuk 2024, menurut dia, perusahaan menargetkan luasan lahan kemitraan dengan petani padi tersebut mencapai 30 ribu hektar yang mana hingga Februari telah terealisasi 20 ribu ha.

"Program tersebut dapat berjalan dengan baik juga karena dukungan dari pemerintah daerah, dinas pertanian, perusahaan agri input dan gabungan kelompok tani (Gapoktan)," katanya.

Dikatakannya, dalam program itu, petani mendapatkan tiga fasilitas yakni berupa agri input meliputi asuransi pertanian serta sarana dan prasarana produksi pertanian seperti pupuk, benih dan obat-obatan yang bisa dibayar oleh petani setelah panen.

WPI, tambahnya, bekerja sama pemerintah daerah yang memberikan subsidi untuk petani, selain itu juga menggandeng perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta.

Kemudian penerapan good agriculture practices (GAP), lanjutnya pihaknya menyiapkan tenaga pendamping petani yang mana satu orang pendamping atau penyuluh mencakup 50-100 hektare lahan sawah.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, peningkatan produksi gabah petani rata-rata sebesar 15 persen setelah mendapat pendampingan.

"Hal itu diharapkan dapat sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan produksi gabah dalam negeri. Kami berupaya mengikuti arahan pemerintah untuk ikut meningkatkan ketahanan pangan,” katanya.

Baca juga: Wilmar dampingi petani tingkatkan produktivitas lahan tidur

Baca juga: WPI targetkan kemitraan dengan petani capai 10 ribu ha

Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024