Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Sosial (Kemensos) mengukuhkan 60 relawan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu langkah dalam memitigasi bencana.
 
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Minggu, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Robben Rico menyampaikan pembentukan KSB merupakan salah satu langkah sistematis Kementerian Sosial dalam mitigasi bencana yang melibatkan seluruh unsur di masyarakat.
 
"KSB ini adalah bentuk kolaborasi yang luar biasa dalam rangka mengantisipasi dan menyiapkan warga kita untuk siap siaga terhadap bencana. Tidak bisa pemerintah pusat saja, tetapi peran pemerintah daerah dan masyarakat juga perlu." ujar Robben.
 
Pembentukan KSB itu mendapat respons positif dari Pj. Walikota Cimahi Dicky Saromi yang berharap para relawan dapat menjadi garda terdepan di masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, tidak hanya saat terjadi bencana tapi terlibat dalam upaya pencegahannya.
 
"Semoga para relawan dapat berdedikasi, tidak hanya ketika terjadi bencana tetapi juga bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan bisa memanfaatkan fasilitas yang diberikan Kemensos dengan baik,” katanya.
 
Bersamaan dengan pengukuhan KSB, Kementerian Sosial juga mendirikan lumbung sosial yang berisi kebutuhan logistik untuk bisa digunakan dalam situasi mendesak bila terjadi bencana sebelum bantuan tiba.
 
Selain lumbung sosial, Kementerian Sosial juga menyalurkan bantuan dalam rangka kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di Kota Cimahi berupa fasilitas pembentukan KSB dan fasilitas Tagana Masuk Sekolah (TMS) senilai Rp304.657.905.
 
Salah satu relawan KSB Komara Dewi (46) atau yang akrab disapa Mara tinggal di aliran Sungai Cihujung yang rawan dilanda banjir dan longsor.
 
Kondisi tempat tinggal yang demikianlah yang menggerakkan Mara untuk melibatkan diri dalam penanganan bencana. Menurutnya, masyarakat memang sudah seharusnya perlu terlibat guna mengurangi risiko bencana.
 
"Saya tergerak untuk menjadi relawan KSB ini karena ingin juga membantu menyadarkan warga bahwa banjir yang sering kita alami itu ternyata bisa diminimalisir risiko dampaknya," ujarnya.
 
Sebelum pengukuhan, para relawan yang berasal dari berbagai latar belakang itu diberikan pembekalan materi serta pelatihan simulasi kebencanaan selama tiga hari, mulai dari Kamis (21/3) hingga Sabtu (23/3).

Baca juga: Mensos bantu penuhi air bersih dan pangan warga Pesisir Selatan

Baca juga: 121 penyandang disabilitas di Bone Bolango terima Atensi dari Kemensos

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024