Jakarta (ANTARA News) - Pengiriman pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Lebanon sebagai bagian pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), masih menunggu keputusan rapat Dewan Keamanan (DK) PBB yang digelar Kamis (17/8). Indonesia memahami, ada sejumlah tahapan yang harus dilakukan sebelum PBB memutuskan negara mana saja yang akan dilibatkan sebagai pasukan perdamaian ke Lebanon, kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Widodo Adi Sucipto, di Jakarta, Rabu. Berbicara usai rapat konsultasi informal jajaran kementerian Polhukam dengan Komisi I DPR, ia mengatakan, sejak PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 1701 yang menyerukan gencatan senjata, ada beberapa proses yang dibahas pada tingkat deputy peace keeping operation DK PBB. "Tetapi yang jelas sejak awal Indonesia komit dan siap untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Lebanon. Tentang keberangkatannya, sangat tergantung pada bagaimana proses perencanaan penggelaran pasukan yang ditetapkan DK PBB," kata Widodo. Pengiriman pasukan TNI sebagai pemelihara perdamaian di Lebanon, merupakan bagian dari perkuatan United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) yang telah berdiri sejak 1978 dan berdasar resolusi PBB itu, dibutuhkan penguatan hingga 15.000 personel. Perdana Menteri Lebanon Fuad Siniora, Minggu (13/8), menghubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui telepon untuk berterima kasih atas dukungan dan upaya Indonesia dalam penghentian kekerasan dan tragedi kemanusiaan di Lebanon. Lebanon sangat berharap Indonesia ikut mengawasi penghentian perang dan kekerasan di Lebanon setelah dikeluarkannya resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 yang menyerukan gencatan senjata. Meski begitu, Indonesia masih menunggu rapat DK PBB yang akan dilaksanakan Kamis (17/8) untuk menentukan negara mana saja yang akan dilibatkan sebagai pasukan perdamaian Lebanon sekaligus penguatan dari UNIFIL, kata Widodo. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono membenarkan rencana penambahan pasukan TNI, yang diberangkatkan ke Lebanon sebagai pasukan PBB, sebanyak dua peleton menjadi sekitar 1.000 personel dari sebelumnya sebanyak 850 personel.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006