Jakarta (ANTARA News) - Rasio defisit anggaran terhadap PDB dalam tiga tahun terakhir turun dari 1,3 persen terhadap PDB pada 2004 menjadi 1,2 persen terhadap RAPBN-P 2006. Dalam RAPBN-P 2006, menurut Nota Keuangan dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2007 yang diterima di Jakarta, Rabu, defisit anggaran diperkirakan mencapai Rp37,6 triliun. Untuk menutup defisit itu diperlukan sumber pembiayaan dari dalam yang menurut nota keuangan itu sangat dipengaruhi penggunaan saldo dana pada rekening pemerintah di BI, penerimaan dari hasil privatisasi BUMN, penjualan aset rogram restruktutisasi perbankan (PT PPA), dan SUN. Sementara itu, sumber pembiayaan dari luar negeri tergantung pada penarikan pinjaman dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri. Meskipun demikian, pembiayaan dari luar negeri dalam tiga tahun terakhir bahkan cenderung negatif karena jumlah pinjamannya lebih kecil dari pembayaran kewajiban cicilan utang pokok. Kebijakan itu dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada pembiayaan dari luar negeri untuk menutup defisit anggaran, -pemerintah memprioritaskan penggunaan berbagai sumber pembiayaan dari dalam negeri. Dalam RAPBN-P 2006, sumber pembiayaan dalam negeri untuk menutup defisit anggaran berasal dari penggunaan saldo rekening pemerintah di BI sebesar Rp14,5 triliun dan pembiayaan non-perbankan Rp37,9 triliun. Pembiayaan non-perbankan ini terdiri dari penerimaan dari privatisasi Rp3 triliun, penerimaan hasil penjualan aset PT PPA Rp2,4 triliiun, SUN Rp35,8 triliun serta dukungan infrastruktur sebesar minus Rp3,3 triliun. Terkait dengan upaya menggali dana untuk menutup ddefisit ini, pemerintah pada Juli 2006 menerbitkan obligasi negara ritel (ORI) yang memberikan kupon lebih rendah dibandingkan obligasi negara reguler, sehingga dapat meringankan beban belanja bunga utang dalam negeri.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006