Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, B Lynn Pascoe, mengatakan, ia sangat antusias ketika mengetahui Pemerintah Indonesia tertarik untuk menyertakan tentaranya dalam misi pasukan perdamaian PBB ke Lebanon pasca keluarnya Resolusi Dewan Keamanan PBB No 1701. "Kami sangat antusias ketika kami didekati dan Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono-red) mengatakan Indonesia tertarik untuk mengirimkan pasukannya namun kami tidak mengumumkan ini ke publik karena itu bukanlah pasukan kami melainkan pasukannya PBB," katanya kepada pers di Jakarta, Rabu. Dalam jumpa pers yang berlangsung di rumah dinasnya yang asri di kawasan Taman Suropati, Jakarta Pusat itu, Dubes Pascoe mengatakan, masalah pengiriman pasukan Indonesia ke Lebanon merupakan masalah PBB sehingga keputusannya pun harus diambil badan dunia itu. "Kami fikir itu harus menjadi sebuah keputusan PBB," katanya. Menurut Dubes Pascoe yang dalam konferensi pers itu antara lain didampingi Atase Pers Kedubes AS di Jakarta, M Max Kwak, kebijakan baru Pemerintah Indonesia itu tampak jelas dalam konteks bahwa Indonesia memberikan peranan yang positif di dunia. Terkait dengan rencana pengiriman seribu personel TNI ke Lebanon dalam kerangka "United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL)" itu, pemerintah dan parlemen sedang menyiapkan dua alternatif pengadaan dana untuk mendukung pengiriman pasukan tersebut menyusul keluarnya Resolusi PBB Nomor 1701 tentang gencatan senjata bagi Israel dan Hizbullah. Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Widodo Adi Sucipto, mengatakan, pengadaan anggaran untuk pengiriman dan dukungan logistik TNI yang akan bertugas di Lebanon selama enam bulan hingga satu tahun itu tidak akan mengganggu Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) 2007. Sebelumnya, Menko Perekonomian, Boediono, mengatakan, ia belum mengetahui sumber dana bagi pengiriman seribu personel TNI ke Lebanon itu. Ditemui sesaat sebelum memasuki ruang rapat paripurna DPR-RI dengan agenda mendengarkan pidato kenegaraan Presiden RI, Rabu pagi, ia mengatakan, anggaran bagi pengiriman pasukan TNI itu seharusnya sudah diajukan karena hal itu sudah menjadi komitmen Indonesia untuk membantu pemeliharaan perdamaian di Lebanon. Hanya saja, ia mengaku belum mengetahui sumber dana itu, terlebih lagi setelah jumlah personel yang akan dikirim meningkat dari 850 menjadi 1.000 orang. Untuk 850 orang personel dan peralatan pendukungnya saja, Pemerintah RI dilaporkan harus mengeluarkan dana sebesar Rp300 miliar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006