Rahman adalah ikon dari gajah konservasi.
Pekanbaru (ANTARA) - Aktor Chicco Jerikho melakukan audiensi dengan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau di Pekanbaru terkait dengan kematian seekor gajah bernama Rahman di area konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) karena ada dugaan orang tak bertanggung jawab meracun binatang itu.
 
Chicco usai bertemu pihak kepolisian, Senin, menjelaskan bahwa kedatangannya ingin meminta agar pengusutan kematian gajah Rahman itu bisa tuntas.

Ia bahkan membawa petisi mendukung Polda Riau menuntaskan kasus tersebut. Petisi ini didukung oleh lebih dari 10.000 orang.
 
"Kami sudah menghadap langsung Kasubdit IV. Kasus ini masih tahap penyidikan investigasi. Makin ke sini makin tergambar dan terarah," terangnya kepada awak media.
 
Selain itu, Chicco juga sempat bermalam di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Aktor ini melihat langsung lokasi kejadian serta kuburan gajah Rahman.

Chicco lantas bercerita bahwa dirinya bertemu langsung dengan gajah Rahman 8 tahun lalu.

"Rahman, gajah yang pintar. Gajah digunakan untuk patroli. Dia menggiring gajah liar serta kegiatan konservasi lainnya. Rahman adalah ikon dari gajah konservasi," terangnya.

Baca juga: Rahman dan Indro akan halau enam gajah liar di Riau
 
Menurut dia, pengusutan kasus ini memerlukan dukungan dari masyarakat hingga penyidikan menemukan titik terang.

Chicco juga berharap kejadian tersebut menjadi yang terakhir, ditambah lagi gajah Rahman tewas di wilayah yang seharusnya aman baginya.
 
"Semoga kematian gajah Rahman menjadi contoh dan tidak ada lagi Rahman lainnya," katanya.

Sebelumnya, seekor gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) binaan Balai TNTN ditemukan mati diduga dibunuh untuk diambil gadingnya, Rabu (10/1) sekitar pukul 08.30 WIB.

Kepala TNTN Heru Sutmantoro menjelaskan bahwa kematian gajah jantan bernama Rahman tersebut pertama kali diketahui oleh mahout (pawang gajah) Jumadi.
 
"Setelah didekati, gajah Rahman ditemukan dalam kondisi tergeletak lemas dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang," terang Heru.
 
Berdasarkan kondisi Rahman, diduga kuat gajah berusia 46 tahun tersebut diracun terlebih dahulu sebelum dipotong gadingnya.

Sempat dilakukan upaya penanganan awal sesuai dengan petunjuk dokter hewan BBKSDA Riau dengan memberikan obat pencahar (norit), susu, dan gula cair menggunakan selang. Namun, nahas gajah Rahman mati sekitar pukul 15.55 WIB.

Baca juga: Polda Riau masih selidiki dalang kematian seekor gajah di TNTN
Baca juga: Aktivis desak Polda Riau tuntaskan penyelidikan kematian Gajah Rahman

Pewarta: Bayu Agustari Adha/Annisa Firdausi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024