Tokyo (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengkaji insentif untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) guna meraih target tahun ini sebanyak 14,3 juta turis asing.

“Kami sedang jajaki strategi, kalau zaman dulu kita berikan insentif per kepala tetapi harus persetujuan bendahara umum negara atau Kementerian Keuangan,” kata Direktur Pemasaran Pariwisata Asia Pasifik Kemenparekraf Raden Wisnu Sindhutrisno dalam seminar di Tokyo, Selasa.

Dia menjelaskan insentif tersebut berupa potongan harga tiket pesawat, seperti diskon atau uang kembali (cashback).

“Insentif itu semacam cashback. Jadi penumpang dihitung per kepala seolah-olah mereka mendapatkan diskon. Tapi, itu negara yang bayar, kan subsidi,” katanya.

Wisnu menambahkan strategi tersebut pernah berlaku dahulu, tetapi tidak diberlakukan lagi. Namun, dia berharap mulai dijajaki pembahasannya di samping opsi-opsi lain.

Menurut dia, upaya tersebut perlu dilakukan sebab kompetitor di negara-negara ASEAN, seperti Thailand dan Singapura lebih gencar dalam melakukan promosi wisata dengan anggaran yang cukup besar.

“Kita sudah punya modal dengan penghargaan destinasi kita. Kita lebih baik dari mereka. Kita punya semuanya, alam, budaya, untuk itu kita mengajak mereka dan mempromosikan,” katanya.

Upaya tersebut juga didorong oleh tingkat keterisian penumpang pesawat yang belum 100 persen, sehingga belum maksimal dalam mengangkut wisman.

Sebagai contoh, Wisnu menyebutkan sepanjang 2023 terdapat 13 penerbangan dari China ke Indonesia PP setiap hari dengan total 1,2 juta kursi, namun, kursi yang belum terisi masih berkisar 15-40 persen, artinya hanya sekitar 700.000 penumpang dari kapasitas maksimal pesawat tersebut.

“Kalau mau datangkan 14 juta wisman tahun ini, kita harus sediakan 22 juta kursi. Itu pun tidak semua berpaspor China, banyak orang Indonesia juga yang pulang atau ke luar negeri,” katanya.

Dalam kesempatan sama, General Manager Garuda Indonesia Wilayah Jepang Sony Syahlan menyebutkan tingkat keterisian pesawat rute Narita-Denpasar PP baru 85 persen, masih ada 15 persen kursi kosong.

“Perlu support, kita jual tiket ke agen-agen, sudah bikin travel package, tapi masih ada gap 15 persen,” katanya.

Sony mengaku pihaknya siap untuk meningkatkan frekuensi Narita-Denpasar menjadi dua kali sehari apabila tingkat keterisian bisa penuh 100 persen.

“Kalau Garuda ke Bali bisa terisi 100 persen, kita bisa lebih berani untuk double daily,” katanya.

Baca juga: Kemenparekraf-Garuda berkolaborasi gaet wisatawan Jepang ke Indonesia
Baca juga: Kemenparekraf fasilitasi pemasaran produk kekayaan intelektual lokal
Baca juga: Menparekraf ungkap lima besar negara asal wisatawan asing ke Indonesia

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024