New York (ANTARA News) - Harga minyak New York jatuh ke tingkat terendah sejak Juni pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena persediaan minyak mentah Amerika Serikat melonjak dan dolar naik tajam setelah zona euro melaporkan data inflasi rendah mengkhawatirkan.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 1,77 dolar AS menjadi ditutup pada 94,61 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 2,93 dolar AS menjadi 105,91 dolar AS per barel.

Analis broker Sucden Kash Kamal seperti dilansir AFP mengatakan para pedagang dan investor masih difokuskan pada minyak mentah AS yang tampak melimpah, karena cadangan komersial terus menumpuk sejak awal Oktober.

Pasokan minyak mentah AS meningkat 4,1 juta barel menjadi 383,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 25 Oktober, karena peningkatan tajam dalam produksi minyak serpih.

Produksi minyak mentah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga naik pada Oktober menurut survei Bloomberg. Penyelesaian pekerjaan pemeliharaan di Irak meningkatkan produksi harian OPEC menjadi rata-rata 30,621 juta barel per hari.

Harga tidak mendapat dukungan dari kenaikan indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi China, yang menunjukkan sedikit kenaikan dalam laju pertumbuhan sektor ini.

Pengumuman bahwa Libya akan membuka kembali terminal minyak Al-Harriga 110.000 barel per hari paling lambat pada Senin (4/11) juga tampak menghapus beberapa dukungan untuk minyak mentah Brent.

Minyak mentah light Libya yang digunakan oleh pabrik penyulingan di Eropa dan pemotongan tajam produksinya dipaksa oleh beberapa bulan aksi protes telah mendorong harga naik untuk alternatif seperti Brent.

Produksi minyak Libya telah dikurangi menjadi sedikitnya 300.000 barel per hari dari 1,5 juta-1,6 juta sebelum penutupan dimulai.

Dua hari kenaikan tajam pada dolar, meningkatkan biaya minyak dan mata uang lainnya, bisa juga berada di balik penurunan harga minyak berjangka.

Dolar naik terhadap euro karena spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunganya. Sebuah penguatan greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Unit AS terus meningkat terhadap euro pada Jumat karena inflasi zona euro turun lebih dari perkiraan dan mendorong ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa akan semakin melonggarkan kebijakan moneternya.

Data menunjukkan inflasi zona euro jatuh ke kecepatan yang hampir terhenti 0,7 persen pada Oktober meningkatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga acuannya, sehingga melemahkan euro.

Dolar menguat lebih lanjut setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa manufaktur AS tumbuhdi kecepatan yang lebih cepat dari perkiraan pada Oktober. Euro, yang diperdagangkan sekitar 1,3750 dolar pada Rabu, jatuh di bawah 1,3500 dolar pada Jumat.

Sektor manufaktur AS tumbuh pada Oktober untuk bulan kelima berturut-turut, dan pertumbuhan meningkat lebih cepat dari bulan sebelumnya, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan. Indeks manufaktur untuk Oktober naik menjadi 56,4 dari 56,2 pada September, demikian Xinhua.
(Uu.A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013