Patahan itu berada di dekat kota-kota besar yang padat penduduk
Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Adrin Tohari mengatakan pihaknya akan melakukan kajian riset mengenai patahan besar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala) untuk memahami karakteristik dan ancaman dari sesar tersebut.
 
"Patahan itu berada di dekat kota-kota besar yang padat penduduk," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis.
 
Adrin menuturkan patahan itu bisa dilihat dari peta geologi, tetapi belum bisa diketahui kapan periode ulang dan apakah sudah terjadi aktivitas akibat periode segmen patahan RMKS tersebut.
 
Pulau Jawa ada banyak patahan, kata dia, dan belum diketahui karena keterbatasan kajian seperti Baribis hingga Kendeng. Patahan itu membentang sangat panjang dari Jakarta hingga ke arah Surabaya.

Baca juga: Gempa M6,2 selatan Jawa Timur akibat patahan batuan di zona outerise
Baca juga: BMKG temukan patahan Weleri yang berpotensi gempa di Batang Jateng
 
"(Patahan) itu juga perlu kami lakukan pengujian. Banyak yang belum bisa kita ketahui dan pahami terkait sesar-sesar di Pulau Jawa tentunya (kajian) itu menjadi hal yang sangat penting," kata Adrin.
 
Lebih lanjut dia menyampaikan perlu ada dukungan dari pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan mitigasi agar tidak menimbulkan banyak korban jiwa.
 
Pada 31 Desember 2023 lalu Kabupaten Sumedang di Jawa Barat diguncang gempa bumi berkekuatan 4,8 magnitudo. Peristiwa itu mengejutkan banyak orang dan menimbulkan berbagai hipotesa tentang sesar yang memicu gempa tersebut.

Baca juga: Waspada, BRIN ungkap banyak sesar besar mengapit Sumedang
Baca juga: BMKG: Gempa Sumedang diduga perulangan gempa pada 14 Agustus 1955

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024