Kemudian kita juga bisa perbaiki kondisi imunitas anak dan juga pemberian obat-obatan topikal pada hidung. Ini bisa mencegah suatu infeksi saluran nafas atas berlanjut menjadi otitis media akut
Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  (RSCM)  Rangga Rayendra Saleh mengatakan berdasarkan durasinya radang telinga tengah atau otitis media ada dua yaitu akut dan kronik.

Menurut dia, radang telinga tengah disebabkan oleh gangguan ventilasi saluran yang menghubungkan antara telinga dengan hidung. Penyakit itu, lanjutnya, banyak ditemukan pada anak karena saluran tersebut masih relatif lebih pendek.

"Selain itu juga posisinya lebih horizontal, sehingga kalau misalnya ada infeksi pada saluran nafas atas itu dapat menyebabkan fungsi ventilasi dari saluran tadi terganggu," ujar Rangga dalam "Radang Telinga Tengah pada Anak" yang disiarkan RSCM di Jakarta, Kamis.

Yang paling sering diidap anak, kata dia, adalah otitis media akut dimana infeksi dari rongga hidung menyerang secara cepat.

"Biasanya kalau infeksi di saluran nafas atas itu sifatnya akut. Akut itu maksudnya jadi onsetnya cepat. Langsung terjadi dalam waktu singkat, sehingga juga otitis media yang diakibatkan juga sifatnya akut. Dalam artian, dia biasanya muncul dalam beberapa hari, satu minggu," ucapnya. 

Baca juga: Spesialis THT jelaskan mengapa anak rentan kena radang telinga tengah

Sedangkan otitis media kronik adalah yang serangannya sudah lebih dari dua minggu sampai enam minggu.

Ada sejumlah tanda peradangan telinga disebabkan oleh infeksi, kata dia, contohnya keluhan berupa demam tinggi, lemas, atau fenomena double sickening, dimana anak terlihat lebih baik dalam beberapa hari, tapi kemudian sakit lagi.

"Orang tua suka bingung, ini tidak sembuh-sembuh. Karena sudah mau sembuh terus ketularan lagi sama orang lain, sehingga dia jadi sakit lagi. Nah itu padahal sebetulnya masih bisa merupakan suatu perjalanan penyakit akibat infeksi bakteri," ujarnya.

Adapun untuk pemeriksaan oleh dokter, lanjutnya, gendang telinga terlihat kemerahan dan ada cairan yang berkumpul di gendang telinga yang berwarna kuning susu seperti nanah.

"Makanya penting untuk membedakan apakah ini yang akut atau kronik, dan juga apakah ini disebabkan oleh infeksi atau bukan, karena tentunya pengobatannya akan berbeda," katanya.

Baca juga: Pembesaran amandel jadi faktor risiko anak kena radang telinga

Adapun untuk pencegahannya, kata dia, terutama pada otitis media akut yang sering menyerang anak yaitu infeksi yang menyerang saluran nafas perlu ditangani dengan baik.  Dia menilai, tidak semua membutuhkan antibiotik, namun dapat juga ditangani dengan obat-obat simptomatik.

"Kemudian kita juga bisa perbaiki kondisi imunitas anak dan juga pemberian obat-obatan topikal pada hidung. Ini bisa mencegah suatu infeksi saluran nafas atas berlanjut menjadi otitis media akut," katanya. 

Rangga menjelaskan otitis media kronik agak sulit ditangani, karena gejalanya tidak khas. Gejala utamanya, kata dia, adalah gangguan pendengaran dan anak sering kali tidak mengeluh mengenai hal itu.

"Selama anak itu masih bisa main, dia tidak akan mengeluh kalau misalnya pendengarannya terganggu. Oleh karena itu penting untuk orang tua untuk memeriksakan anaknya ke dokter setiap enam bulan sekali untuk diperiksa kesehatan telinganya," kata Rangga.

Baca juga: Dokter THT: Pemberian obat tetes telinga tak boleh sembarangan

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024