Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, bedah kepala dan leher Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menyatakan antibiotik tidak melulu diperlukan untuk mengatasi penyakit radang telinga tengah terutama pada anak-anak.

“Tidak semua kondisi peradangan pada telinga tengah membutuhkan antibiotik. Justru sebagian besar kasus yang ditemukan itu tidak membutuhkan antibiotik,” kata dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp.THTBKL, Subsp.Oto(K) dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Penderita otitis media (radang telinga tengah) hanya akan diberikan antibiotik bila penyakit tersebut sudah dikategorikan kronik dan terbukti terinfeksi oleh suatu bakteri.

Gejala otitis media kronis yang membutuhkan antibiotik terutama pada anak seperti demam tinggi, anak relatif lemas hingga tidak bisa beraktivitas. Sedangkan gejala yang dapat nampak secara fisik yakni gendang telinga berwarna kemerahan dan ada cairan berwarna kuning susu seperti nanah yang terkumpul di sekitar purulen (gendang telinga).

“Itu tanda-tanda otitis media karena infeksi bakteri dan hanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotik,” kata Rangga menegaskan kembali.

Baca juga: Alat bantu dengar tak cukup atasi radang telinga tengah

Rangga mengingatkan kepada orang tua untuk tetap bersikap waspada dan tidak mengabaikan anak-anak meski kondisinya sudah nampak jauh lebih baik. Anak dikhawatirkan mengalami fase anak terlihat sudah sehat dalam beberapa hari, namun, tiba-tiba jatuh sakit kembali.

“Kadang orang tua waktu datang bilang anaknya sudah mau sembuh, tapi, kayaknya tertular lagi dari orang lain sehingga sakit lagi. Padahal itu sebetulnya bisa jadi perjalanan penyakit dari suatu bakteri tertentu,” kata Rangga.

Rangga menyarankan agar orang tua mulai membiasakan diri rajin membawa anaknya pergi ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan telinga setidaknya enam bulan sekali guna mencegah terjadinya radang telinga tengah dan penyakit lainnya.

Pemeriksaan berkala menurut Rangga akan sangat membantu anak yang belum bisa mengutarakan gejala yang ia rasakan dan mencegah terjadinya perburukan kondisi telinganya.

Radang telinga tengah merupakan sebuah penyakit lanjutan yang biasa muncul setelah penderita mengalami gangguan saluran pernafasan atas seperti batuk dan pilek.

Penyakit tersebut membuat penderitanya mengalami peradangan pada bagian di sekitar gendang telinganya. Radang telinga tengah dapat dibedakan ke dalam dua kategori yakni akut dan kronis, yang penanganannya akan dilakukan secara berbeda oleh pihak medis.

Baca juga: Kenali gejala anak kena infeksi telinga tengah

Baca juga: Ini saran dokter THT saat telinga gatal

Baca juga: Praktisi kesehatan sampaikan rumus "60:60" untuk lindungi telinga


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024