Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahananan (Menhan), Juwono Sudarsono, menegaskan bahwa biaya pengiriman pasukan perdamaian yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Libanon mencapai nilai Rp374 miliar yang akan ditalangi dari APBN Perubahan 2006, dan nantinya akan diganti oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Tadi malam, saya berbicara dengan Menkeu dan sepakat untuk menyiapkan anggaran dari APBN Perubahan 2006. Jumlahnya sekitar Rp374 miliar untuk dua bulan pertama, selanjutnya PBB yang membiayai. Untuk dua bulan pertama, kita talangi dulu, karena diperkirakan diperlukan 60 hari sebelum mekanisme PBB yang ditandatangani bisa berjalan," kata Menhan di Istana Merdeka Jakarta, Jumat. Mengenai kepastian pengiriman pasukan perdamaian tersebut ke Libanon, Menhan mengatakan, pemerintah masih menunggu rapat yang dilakukan oleh PBB untuk menentukan petunjuk pelaksanaan pasukan tersebut selama bertugas menjaga perdamaian di wilayah yang digempur militer Israel itu. Namun, menurut dia, Pemerintah RI akan secara tegas akan menolak jika pasukan TNI yang akan berbaret biru --lantaran di bawah payung PBB (Unifil)-- diberi tugas untuk melucuti senjata pasukan Hizbullah, dan hanya bertugas bersama tentara Libanon untuk menjaga tidak adanya personel yang bersenjata di wilayah tersebut. "Jangan sampai ditugasi untuk melucuti Hizbullah, karena itu sensitif. Jadi, kita akan bersama-sama tentara Libanon ikut melaksanakan supaya tidak ada personel bersenjata, kecuali tentara Libanon dan Unifil," katanya. Menhan menjelaskan, dalam resolusi PBB nomor 1701 disebutkan bahwa semua pihak bersenjata di wilayah Libanon dilarang berada di wilayah itu, kecuali tentara Libanon dan Unifil yang bertugas untuk melaksanakan pengamanan dan bukan tentara Israel maupun Hizbullah. "Tetapi, untuk mencapai itu jangan sampai pasukan Indonesia sebagai orang yang melaksanakan pelucutan. Kita ingin tentara Libanon memasukkan Hizbullah menjadi bagian dari tentara Lebanon, sehingga tugas tentara Libanon bisa terlaksana, karena Hizbullah adalah bagian dari partai di Lebanon. Itu yang kita harapkan," katanya. Mengenai persenjataan yang akan dibawa kontingen TNI sebanyak 1.000 personel itu, Menhan menyebutkan, antara lain infanteri plus kendaraan lapis baja yang bisa menggerakkan pasukan delapan hingga 10 orang. "Kendaraannya buatan Prancis dengan 850 personel infanteri," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006