Nanning (ANTARA) - Di antara tumpukan bibit, beberapa warga desa di wilayah Hepu, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China, sedang mengepang batang tanaman Pachira aquatica muda, yang dijuluki "pohon uang", dan dengan terampil membentuknya menjadi bentuk yang menarik.

"Ayah saya mengajari saya teknik ini ketika saya masih kecil; sekarang saya dapat menyelesaikan satu tanaman dalam waktu sepuluh detik lebih dan menghasilkan lebih dari 300 yuan atau sekitar 42 dolar AS per hari," ujar Wu Zuoye, seorang warga generasi "pasca-90an" dari Desa Dazhuangjiang di Hepu.

"Musim mengepang batang tanaman ini dapat berlangsung selama delapan bulan dalam setahun dan sisanya saya juga bisa membantu dalam proses pembibitan dan pemangkasan untuk menghasilkan lebih banyak uang," imbuh Wu.

Di Hepu, Desa Dazhuangjiang merupakan "desa makmur" yang terkenal. "Masyarakat di desa kami tidak perlu meninggalkan kampung halamannya untuk mencari pekerjaan, karena kami memiliki bisnis penanaman 'pohon uang'," kata Zhang Baoyu, sekretaris Partai di desa tersebut.

Hampir semua keluarga yang tinggal di Dazhuangjiang kini membudidayakan tanaman Pachira aquatica. Hingga akhir 2023, desa itu memiliki area penanaman untuk tanaman tersebut seluas 4.800 mu (320 hektare), dengan nilai output tahunan melampaui 100 juta yuan, menurut Zhang.

Penanaman pohon uang memberikan gambaran sekilas tentang progres pengembangan sektor pertanian di Hepu. Berdasarkan daerah perbukitan dan pesisirnya, wilayah Hepu telah mengembangkan industri pedesaan dengan ciri khas lokal dalam beberapa tahun terakhir.

Di sebuah basis percontohan peternakan bebek laut di Desa Qunzhu di Hepu, ribuan bebek dipelihara untuk diambil telurnya.

Saat air laut naik, air pasang membawa ikan dan udang kecil. Dalam waktu singkat, ikan dan udang tersebut dialihkan ke sekitar 24 kolam di tepi pantai melalui saluran air ekologis yang dimodernisasi dan menjadi pakan untuk bebek laut.

"Bagi kami, telur bebek ini merupakan 'telur emas'," tutur Zhong Shengqing, seorang karyawan di basis itu. Setelah dikumpulkan, telur-telur tersebut kemudian akan diangkut ke sebuah pabrik di Hepu.

Setelah proses pengasaman (pickling), pemanggangan, dan pengemasan, telur-telur tersebut akan menjadi makanan khas setempat yang terkenal, yaitu acar telur bebek laut.

Basis tersebut dibangun oleh Desa Qunzhu bersama sebuah perusahaan pengolahan makanan bernama Hetianbaolong. Basis itu tidak hanya menguntungkan masyarakat desa, tetapi juga bisnis telur bebek laut secara luas.

"Dahulu, kami membeli telur bebek langsung dari warga desa untuk produksi," kata Long Haijun, seorang eksekutif dari Hetianbaolong. Namun, kualitas telur yang bervariasi dan kuantitas telur yang terbatas membuat perusahaan itu kesulitan beroperasi.

Kini dengan adanya basis tersebut, kami bisa mendapatkan telur bebek laut yang berkualitas tinggi setiap hari untuk menjaga stabilitas operasional, ujar Long.

Selain bisnis telur bebek laut, wilayah Hepu berupaya mengembangkan ekonomi maritimnya dengan mempromosikan akuakultur, seperti budi daya ikan. Pada 2023, jumlah total hasil produk akuatik di wilayah Hepu mencapai 509.400 ton, meningkat 3,54 persen secara tahunan (year on year).

Melalui dukungan bagi proyek dan talenta industri pedesaan, Hepu dapat meningkatkan industri pertaniannya serta menyediakan lebih banyak peluang kerja bagi penduduknya, ujar Pan Xiaowen, direktur biro pertanian dan urusan pedesaan di Hepu.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024