Menunjukkan keberhasilan dalam membawa perseroan menuju perbaikan yang mendekati kondisi sebelum pandemi global
Jakarta (ANTARA) - Anak perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yaitu PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) membukukan laba bersih yang tumbuh 461,1 persen year on year (yoy) dari 3,6 juta dolar AS pada tahun 2022 menjadi 20,2 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2023.

Laba bersih perseroan ditopang oleh pendapatan yang tumbuh 56,9 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya menjadi senilai 373,2 juta dolar AS pada tahun 2023.

"Kami bersyukur atas capaian laba bersih yang baik ini, hasil dari upaya restrukturisasi yang kami terapkan. Menunjukkan keberhasilan dalam membawa perseroan menuju perbaikan yang mendekati kondisi sebelum pandemi global," ujar Direktur Utama GMFI Andi Fahrurrozi di Jakarta, Senin.

Dari sisi kontribusi, Andi menjelaskan segmen bisnis perawatan mesin pesawat paling berkontribusi dengan total pendapatan senilai 102 juta dolar AS, atau meningkat dibandingkan sebelumnya senilai 24,3 juta dolar AS, yang sejalan dengan aktivitas reaktivasi engine GIAA.

Lalu, disusul segmen pemeliharaan airframe dengan pendapatan senilai 83,7 juta dolar AS, diikuti layanan komponen dengan total pendapatan 82,2 juta dolar AS.

"Kenaikan laba bersih tahun ini tidak hanya berasal dari capaian laba operasional, melainkan juga dikontribusikan salah satunya dari pemulihan nilai aset, yang menunjukkan masih bagian dari proses pemulihan pasca pandemi COVID-19, yang memberikan dampak jangka panjang terhadap industri penerbangan," ujar Andi.

Andi menjelaskan, perseroan mengimplementasikan restrukturisasi utang dengan bank sejak tahun 2022 dan dilanjutkan tahun 2023, dengan beberapa bentuk, diantaranya perpanjangan jangka waktu pembayaran, penyesuaian tata cara pembayaran pokok pinjaman, dan penurunan tingkat suku bunga.

Selain itu, lanjutnya, restrukturisasi utang usaha dilakukan dengan skema negosiasi one on one dan pemenuhan komitmen terhadap rencana pembayaran (payment plan) yang telah disepakati dengan pemasok.

"Hasil negosiasi yang dilakukan salah satunya membawa kesepakatan antara GMFI dengan pemasok berupa potongan jumlah pokok (haircut) atas utang dan perubahan skema pembelian demi menjaga keberlanjutan kerja sama bisnis," ujar Andi.

Lebih lanjut, strategi diversifikasi bisnis masih digalakkan oleh perseroan untuk menunjang perbaikan kinerja, yang mana perseroan mengantongi kontrak pemeliharaan BBJ02 milik Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) pada 2023.

Dari sektor pertahanan, perseroan menambah kapabilitas baru untuk pertama kalinya, yaitu melakukan pekerjaan perawatan pesawat helikopter Bell 412.

"Capaian lain dari sektor pertahanan yakni GMFI berhasil mencatatkan sejarah dengan berhasil diselesaikannya penggantian Center Wing Box pesawat Hercules C-130H untuk pertama kalinya di Indonesia," ujar Andi.

Dari segmen bisnis lain, lanjut Andi, perseroan memperluas jangkauan pasar internasional dengan keberhasilan menggandeng customer dari Korea, Eropa, Asia Tenggara, dan juga Timur Tengah, dan memastikan salah satu hanggar perseroan fully occupied hingga 2025.

“Dengan peningkatan pendapatan lebih dari 50 persen yang sejalan dengan meningkatnya capaian net profit, kami optimis pemulihan yang GMFI terapkan telah berada dalam track yang benar. Segmen bisnis lain seperti militer dan industrial solutions pun masih menyimpan potensi besar di masa yang akan datang,” tutup Andi.

Baca juga: GMF Aero Asia berkomitmen upayakan pemulihan kinerja berkelanjutan
Baca juga: Andi Fahrurrozi kembali terpilih jadi Dirut GMF Aero Asia

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024