Paris (ANTARA News) - Sebagian dari 200 personel tentara yang dijanjikan oleh Pemerintah Prancis untuk memperkuat pasukan multinasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diberangkatkan ke Libanon, guna menambah dari 1.990 menjadi 15.000 tentara, diberangkatkan pada Minggu (20/8), demikian keterangan pihak militer Prancis. Pasukan itu berangkat dari kota Toulon di Prancis selatan, dan berhenti sejenak di Siprus. Mereka terdiri atas satu kompi dari resimen keahlian teknik ke-13 itu, dan akan naik kapal pengangkut tentara Amphibi yang diperlengkapi dengan kendaraan tempur lapis baja dan peralatan teknik. Pasukan khusus dan ahli teknik yang berbeda yang telah naik "Mistral" -- kapal komando dan poyeksi pasukan, bagian dari operasi angkatan laut yang dilancarkan oleh Prancis-- yang diberangkatkan pada 15 Juli lalu untuk ditugasi menyiapkan kedatangan rekan mereka, kata satu sumber militer Prancis layaknya dikutip Kantor Berita AFP. Prancis, yang saat ini memimpin Pasukan Sementara PBB di Libanon (UNIFIL), menawarkan tambahan 200 personel yang ditujukan untuk membantu tentara Libanon menguasai zona penyangga dekat perbatasan Libanon selatan dengan Israel, negeri yang melakukan operasi militer dalam sebulan terakhir ini. Presiden Prancis, Jacques Chirac, pada Kamis (17/8) malam baru bisa menjanjikan penambahan 200 personel di UNIFIL, atau jauh dari prakiraan awal, yakni mengirim 2.000 hingga 4.000 tentara. Resolusi Nomor 1701 Dewan Keamanan PBB yang disahkan secara bulat pekan lalu memberi mandat kepada UNIFIL untuk menambah jumlah personelnya dari 1.900 tentara menjadi 15.000 tentara, ketika pasukan Israel mundur dari wilayah Libanon selatan. PBB mengharapkan sejumlah negara dapat mengirim pasukan pertama dalam 10 hingga 15 hari ini mencapai 3.000 hingga 3.500 tentaranya. Beberapa negara, yakni Italia, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia dan Turki, telah menyampaikan keinginan untuk menyumbang tentara di bawah payung Pasukan Perdamaian PBB yang berbaret biru. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006