Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter dan durasi 46 detik
Jakarta (ANTARA) - Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat (Sumbar) menghembuskan abu vulkanik setinggi 1,5 kilometer akibat aktivitas erupsi yang terjadi pagi ini pukul 09.30 WIB.
 
Petugas Pos Pengamatan Gunung Marapi Ahmad Rifandi mengatakan kolom abu vulkanik itu tampak berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut.
 
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter dan durasi 46 detik," ujarnya dalam laporan yang diterima di Jakarta, Rabu.
 
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi.
 
Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.

Baca juga: Korem Wirabraja terus siagakan prajurit antisipasi erupsi Marapi
 
Gunung Marapi yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) secara administratif terdapat di dalam wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumbar.
 
Karakter erupsi Gunung Marapi adalah eksplosif dan juga efusif. Titik erupsinya tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur hingga barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.
 
Sejak awal tahun 1987 sampai sekarang erupsi Gunung Marapi bersifat eksplosif yang berpusat di Kawah Verbeek. Aktivitas erupsi biasanya disertai suara gemuruh dengan produk erupsi dapat berupa abu, pasir, lapili, dan terkadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.
 
Gunung Marapi dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api yang berada di Jalan Prof Hazairin Nomor 168 Bukit Tinggi, Sumbar. 

Baca juga: Sebagian Magelang hujan abu pagi ini akibat awan panas Merapi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024