Penurunan prevalensi stunting merupakan kerja bersama. Untuk itu, diperlukan komitmen dari kepala daerah dan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk mitra swasta yang berada di wilayah Provinsi Papua Tengah
Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasioanal (BKKBN) dr. Hasto meminta delapan kabupaten di Provinsi Papua Tengah terus berkomitmen untuk menurunkan prevalensi stunting saat memberikan materi pada kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).
 
"Penurunan prevalensi stunting merupakan kerja bersama. Untuk itu, diperlukan komitmen dari kepala daerah dan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk mitra swasta yang berada di wilayah Provinsi Papua Tengah," kata dr. Hasto dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
 
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan delapan kabupaten berkomitmen mengalokasikan anggaran tambahan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
 
Papua Tengah juga memiliki cadangan dana otonomi khusus (otsus), sehingga penurunan stunting diharapkan dapat dicapai lebih cepat dari daerah lain.

Baca juga: Kampung Mawokauw Jaya jadi percontohan penurunan stunting di Papua
 
Dokter spesialis kandungan ini mencontohkan Kabupaten Puncak Jaya, yang meski memiliki medan yang sulit, tetapi dengan komitmen dan upaya menurunkan stunting secara masif, maka dipastikan target akan terwujud.
 
"Dengan model Kabupaten Puncak Jaya, maka wilayah itu akan memberikan energi positif bagi daerah lain di Provinsi Papua Tengah. Puncak Jaya saja bisa, mengapa daerah lain yang memiliki infrastruktur dan sumber daya memadai tidak bisa menurunkan stunting?" ujar dia.
 
Menurutnya, Papua Tengah bisa menurunkan prevalensi stunting melalui sumber daya yang dimiliki, ditambah dengan dukungan pihak swasta, salah satunya PT Freeport Indonesia, sehingga dapat membantu percepatan penurunan stunting.
 
Ia juga menjelaskan ada tiga faktor penting yang memengaruhi penurunan stunting, dan ketiga faktor tersebut bisa diterapkan tidak hanya di Papua, tetapi juga di daerah lain.

Baca juga: Pemprov Papua Tengah luncurkan program Gerak Cepat Atasi Stunting
 
"Ada tiga faktor yang bisa dilakukan dalam penurunan stunting, yakni mengubah pola makan, mengetahui tentang kesehatan reproduksi dan yang terakhir mengetahui tentang sanitasi yang baik. Dengan mengubah tiga pola ini, masyarakat akan bebas dari stunting," tuturnya.
 
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparai berharap delapan bupati di wilayah Provinsi Papua Tengah bisa lebih menggerakkan sumber daya yang dimiliki daerah, seperti penggunaan dana otsus.
 
"Ternyata di wilayah Provinsi Papua Tengah sudah banyak dilakukan, dan hal ini merupakan tindakan positif bagi bupati maupun penjabat bupati di delapan kabupaten," ujarnya.
 
Ia mengakui persentase penurunan prevalensi stunting belum signifikan. Namun, jika ditambah dengan komitmen dan ditunjang anggaran otsus, diyakini angka tersebut akan turun dengan sendirinya.

Baca juga: BKKBN: Penurunan stunting 2023 belum menggembirakan, di bawah target
Baca juga: BKKBN: Jangan hanya kejar angka, perhatikan kesehatan anak stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024