Jakarta (ANTARA) - Korps Lalu Lintas Polri menggunakan teknologi pesawat nirawak (drone) untuk memperkuat pengaturan arus lalu lintas saat mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

Penggunaan drone commond Korlantas Polri itu diperkenalkan kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga saat meninjau kesiapan pengaturan arus mudik Lebaran 2024 di Command Center KM 29, Cikarang, Jawa Barat, Kamis.

Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigadir Jenderal Polisi Raden Slamet Santoso mengatakan penggunaan drone commond berdasarkan hasil evaluasi dari Menko PMK dan kementerian lainnya dalam pengaturan arus lalu lintas.

"Sehingga untuk penggunaan drone ini kami baru realisasikan tahun ini," kata Slamet.

Baca juga: Menko PMK dan Menteri PPPA tinjau kesiapan mudik di Km 29

Drone commond memiliki kemampuan jelajah sampai 20 kilometer dari pangkalan dengan kemampuan memperbesar gambar (zoom) hingga 30 kali.

Pangkalan drone dirancang portabel sehingga bisa berpindah tempat untuk mengoperasikan drone yang bisa mengoptimalkan blank spot (titik buta), mengingat CCTV yang tersebar di sepanjang jalan tol mulai Cikampek Utama sampai Kalikangkung ada setiap 500 meter. Di antara itu ada titik buta maka drone commond memperkuat di lokasi tersebut.

Penggunaan drone ini membantu petugas Korlantas untuk menganalisis situasi arus lalu lintas dan mengambil kebijakan terkait cara bertindak yang dilakukan.

"Nanti di pangkalan portabel ada sms blast, masyarakat yang melintas mendapat informasi mengenai situasi arus lalu lintas terkini," kata Slamet.

Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan penggunaan drone commond untuk menyempurnakan sistem pemantauan tahun lalu, berdasarkan hasil evaluasi titik lemah CCTV yang terpasang antara satu dan lain berjarak 500 meter.

"Sehingga ada wilayah yang blank spot yang tidak ter-cover oleh CCTV yang menyebabkan petugas tidak akurat membuat perhitungan," katanya.

Baca juga: Korlantas lakukan rekayasa lalu lintas atasi longsor Tol Bocimi

Adanya drone commond tersebut maka blank spot itu akan terhubung sehingga analisa data dikomparasikan antara data CCTV dengan data dari drone.

Dengan drone commond, kata dia, apabila terjadi masalah di jalur blank spot bisa dipantau oleh drone dan dicek secara detail dengan kemampuan pembesar gambar 30 kali.

"Termasuk nanti kalau ada kecelakaan lalu lintas, drone bisa digerakkan untuk memberikan informasi cara bertindak seperti apa yang dilakukan," katanya.

Tidak hanya kecelakaan, termasuk mobil mogok dapat diatasi cepat dilakukan penindakan atau pembantuan oleh petugas.

Slamet mengatakan drone commond yang dioperasikan baru satu unit dan akan dioperasikan sepanjang jalur mudik, terutama di Cikampek-Kalikangkung dan arah Selatan (Bandung).

"Jadi, drone ini mobile, pangkalannya bergerak tidak di satu titik saja. Dengan radius 20 kilometer cukup men-cover," kata Slamet.

Rencananya tahun depan drone commond akan ditambah menjadi lima unit dan dapat disiagakan di Command Center KM29 dan KM188 Cipali.

Baca juga: Pemerintah imbau pemudik manfaatkan diskon tarif tol
Baca juga: Korlantas kerahkan Tim Pamatwil perkuat pengamanan mudik di wilayah 
Baca juga: Korlantas: Command center KM 188 dukung informasi lalu lintas Lebaran


Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024