"Kami mengharapkan kerja sama dengan kementerian/lembaga yang lain yang menangani masalah mudik ini bisa terintegrasi ketika kita mau menangani persoalan sampah mudik," kata Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati dalam konferensi pers di Kantor KLHK, Jakarta, Jumat.
Dirjen PSLB3 KLHK Vivien menjelaskan bahwa isu peningkatan jumlah sampah selama periode mudik juga dipengaruhi faktor lain dalam berjalannya mudik itu sendiri, termasuk keberadaan transportasi dan sarana prasarana yang digunakan pemudik. Beberapa faktor itu dapat menjadi salah satu titik menjadi titik penambahan timbulan sampah.
Untuk itu, koordinasi dengan kementerian/lembaga seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika terus dilakukan untuk sosialisasi pengelolaan sampah baik oleh pengelola fasilitas umum maupun oleh masing-masing individu masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Direktur Penanganan Sampah KLHK Novrizal Tahar juga menyebut penanganan sampah menyasar terutama di transportasi umum serta lokasi keberangkatan pemudik seperti terminal dan stasiun, selain juga di jalan-jalan yang digunakan oleh pemudik termasuk jalan tol.
Untuk itu, keberadaan pihak lain dapat membantu upaya KLHK untuk menggaungkan upaya menekan jumlah penambahan volume sampah selama Lebaran. Dengan KLHK memperkirakan sekitar 58 juta kilogram dapat timbul akibat pergerakan 193,6 juta pemudik sesuai dengan estimasi Kementerian Perhubungan.
"Bukan hanya sasaran kita publik tapi juga institusi-institusi lain juga menjadikan minim sampah sesuatu isu penting dalam konteks mudik ini," kata Direktur Penanganan Sampah KLHK Novrizal.
Baca juga: KLHK imbau pemda bentuk satgas tangani sampah selama periode mudik
Baca juga: KLHK minta pemda antisipasi timbulan sampah selama mudik Lebaran
Baca juga: KLHK perkirakan 58 juta kg sampah dihasilkan selama periode mudik
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024
