Manado (ANTARA) -
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan potensi bahaya Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, berupa erupsi magmatik eksplosif.

"Potensi bahaya Gunung Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik eksplosif," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam rilis aktivitas Gunung Awu yang dibagikan Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku Juliana DJ Rumambi dalam grup percakapan "BMKG Sulut dan Stakeholder", di Manado, Jumat.

Kondisi ini, kata dia, menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik, magmatik efusif menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunung api maupun material erupsi sebelumnya.

"Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan," ujarnya.

Baca juga: Badan Geologi sebut aktivitas vulkanik Gunung Awu di Sangihe meningkat

Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api seperti Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen (N2) dan Metan (CH4).

"Gas-gas tersebut dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman," katanya.

Ia mengemukakan pemantauan deformasi Gunung Awu dengan menggunakan tiltmeter sejak tanggal 25 Februari 2024 di Stasiun Puncak menunjukkan adanya inflasi (peningkatan tekanan).

Pada pengamatan deformasi dengan menggunakan pemantauan GPS terdeteksi adanya inflasi (penggembungan) berarah radial yang mengindikasikan terjadi migrasi magma yang bergerak menuju permukaan.

Baca juga: PVMBG deteksi pergerakan magma dangkal di Gunung Awu

"Dari hasil pengamatan visual, kegempaan dan deformasi hingga akhir periode pengamatan, terdeteksi gejala kenaikan aktivitas vulkanik yang berkaitan dengan proses migrasi magma dangkal," katanya.

Selain itu, juga perlu diwaspadai kejadian-kejadian gempa dengan energi besar dan menerus yang berpotensi untuk mendobrak kubah lava dan mengakibatkan erupsi eksplosif.

"Masyarakat juga diharapkan mewaspadai bahaya aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Awu pada musim hujan," ujarnya.

Menurut dia, tingkat aktivitas Gunung Awu adalah Level II (Waspada) sejak tanggal 25 Agustus 2022.

Baca juga: PVMBG catat peningkatan aktivitas gempa di Gunung Awu

Erupsi terakhir Gunung Awu terjadi pada Juni 2004 berupa erupsi magmatik menghasilkan kolom erupsi setinggi 3.000 meter di atas puncak.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024