Amman (ANTARA News) - Pelatih Jordania Hossam Hassan menegaskan pada Selasa bahwa timnya tidak memiliki ketakutan, menjelang pertandingan "playoff" pertama Piala Dunia melawan Uruguay.

Negara Timur Tengah itu berniat mengukir sejarah dengan mencapai putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya, dan memasuki pertandingan Rabu sebagai tim yang tidak diunggulkan.

"Saya bahkan tidak takut kepada Brazil. Mereka yang mengaspirasi Piala Dunia semestinya cukup kuat dan melakukan upaya terbaik mereka," kata mantan penyerang Mesir Hassan dikutip AFP, yang sempat mengikuti Piala Dunia 1990 bersama negaranya.

Hassan mengatakan dirinya percaya diri dengan kemampuan para pemainnya yang memenangi adu penalti pada "playoff" zona Asia pada September, setelah menyelesaikan putaran keempat kualifikasi dengan menghuni peringkat ketiga.

"Kami memiliki sekelompok pemain yang saya percayai. Saya mendesak mereka untuk menangkap momen bersejarah ini, melakukan yang terbaik, tampil percaya diri dan tidak menyerah. Saya telah mempelajarinya dari pengalaman saya bahwa tidak ada yang mustahil di sepak bola," tuturnya.

Wakil presiden FIFA Pangeran Ali bin Al Husein menyuarakan pandangan serupa, namun ia paham benar bahwa pertandingan itu akan "sangat sulit."

"Pertandingan akan menjadi sangat sulit namun "Nashama" akan bermain dengan ambisi untuk menang. Mereka bukan hanya mewakili Jordania namun seluruh tim Arab di Asia," kata Pangeran Ali kepada televisi Al-Kass.

Tim Amerika Selatan itu tidak asing dengan Piala Dunia, setelah dua kali memenangi turnamen itu, pada 1930 dan 1950. Di ajang terakhir di Afrika Selatan pada 2010, mereka mengakhiri turnamen dengan menduduki peringkat keempat setelah kalah 2-3 dari Belanda di semifinal.

Jordania dihantam oleh skors bagi kiper Amer Shafie, sedangkan Mohamed Dmeiri dan Anas Bani Yasin masih cedera.

Jordania juga tidak akan diperkuat gelandang sekaligus kapten Amer Deeb, yang dicoret oleh sang pelatih.

Jordania sangat memahami beratnya tugas mereka, namun mereka tidak menyembunyikan perasaan gembira serta demam Piala Dunia.

Tingginya permintaan tiket telah memicu munculnya pasar gelap, yang berusaha dikendalikan oleh para petugas keamanan.

Tiket-tiket pada pekan lalu terjual dengan harga antara lima sampai delapan dolar, namun harga-harga tiket telah meroket di pasar gelap.

Di tengah ketatnya keamanan, Putra Mahkota Jordania Hussein juga menginstruksikan otoritas untuk memasang layar-layar televisi raksasa di pusat-pusat pemuda dan tempat-tempat lain di seluruh negeri untuk membantu para penggemar menyaksikan pertandingan. (Uu.H-RF/I015)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013