Kami gencar melakukan pompanisasi di berbagai wilayah di Jawa Barat. Setelah Subang, hari ini mengecek penerapan sistem ini di area persawahan Sumedang
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, guna memastikan program pompanisasi dan pipanisasi berjalan baik sehingga bisa meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.


“Kami gencar melakukan pompanisasi di berbagai wilayah di Jawa Barat. Setelah Subang, hari ini mengecek penerapan sistem ini di area persawahan Sumedang,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Jumat.


Amran menuturkan, pihaknya menargetkan optimalisasi sungai-sungai besar yang ada di Pulau Jawa untuk mengoptimalkan lahan persawahan kering akibat cuaca buruk fenomena El Nino yang melanda Indonesia, melalui pompanisasi dan pipanisasi.

​​​​Amran menyampaikan optimisme terhadap peran pompanisasi dalam meningkatkan ekonomi petani di Kabupaten Sumedang karena daerah tersebut memiliki potensi pertanian yang tinggi.

“Ini luar biasa, kalau pompa ini digerakkan, itu peningkatan (produksi padi) bisa naik 200 persen. Nilainya mencapai Rp15 triliun, bisa dibayangkan kalau angka ini bergerak setiap tahun, ini ada multi player effect, ekonomi bergerak,” kata Amran.

Tidak hanya membantu dari sisi produksi, Mentan mengatakan sistem pompanisasi dan pipanisasi sangat berpotensi menggerakkan perekonomian dan menghasilkan efek multi player yang signifikan khususnya di Sumedang.


“Dengan pompanisasi ekonomi di tingkat desa bergerak. Ini bisa meningkatkan langsung pendapatan petani dua kali lipat, bahkan tiga kali lipat,” ucap Mentan.

Amran mengatakan konsep pompanisasi yang ditargetkan akan mengairi 1 juta hektare lahan sawah di Indonesia ini, akan prioritas digencarkan pada lahan sawah di area Jawa dan nantinya akan meluas hingga luar pulau Jawa.


Khusus di Jawa Barat, kata Amran, ada 300 ribu hektare lahan yang siap diairi dengan metode pompanisasi. Dari ratusan ribu tersebut termasuk Sumedang.


Ia mengaku telah mempersiapkan anggaran yang cukup agar penerapan pompanisasi diberbagai daerah berjalan maksimal.

“Kami harap pompanisasi seperti ini, Jawa Barat ini terbaik, bisa jadi contoh penerapan pompanisasi, ini rencanannya akan kita terapkan di tanah upland, sawah tadah hujan, itu kita airi kurang lebih 1 juta hektare seluruh Indonesia, anggarannya Rp5,8 triliun,” tutur Amran.

Lebih lanjut Amran menjelaskan dengan pasokan air yang stabil dan cukup, pompanisasi dapat meningkatkan indeks pertanaman. Hal itu memungkinkan petani untuk menanam lebih dari satu kali, karena akses petani terhadap air tersedia sepanjang tahun.

“Nah itu petani betul - betul bahagia, kami diskusi tadi dengan petaninya senang, yang dulunya di sini tanam hanya satu kali, dengan adanya pompa sekarang bisa mulai tanam, berikutnya panen, dan tanam lagi, minimal tiga kali panen setahun,” kata Amran.

Selain Jawa Barat, tambah Amran, tiga bulan ke depan Kementerian Pertanian juga fokus menerapkan pompanisasi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
​​​​​​​

“Secara rinci area sawah yang akan diairi menggunakan pompanisasi ada kurang lebih 400 ribu hektare di Jawa Timur dan 350 ribu hektare di Jawa Tengah. Upaya ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan produksi pangan dan memenuhi kebutuhan beras nasional,” kata Amran.

Baca juga: Mentan dan Pemprov targetkan Jabar jadi penghasil padi nasional
Baca juga: Mentan pacu Jawa Barat tingkatkan produktivitas pertanian
Baca juga: Kementerian Pertanian tengah menangani turunnya produksi pertanian
Baca juga: Mentan upayakan percepatan pengadaan alat mesin pertanian

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024