Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para menteri ekonomi Asia Tenggara bertemu di Kuala Lumpur pekan ini di bawah tekanan untuk mempercepat penciptaan blok perdagangan tunggal dan melawan peningkatan di China dan India yang berakibat menjauhnya investasi asing. Sebagai agenda utama adalah memajukan pencapaian penyatuan ekonomi Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lima tahun menjadi pada 2015, dengan mengenyampingkan tarif dan birokrasi yang membuat pasar China lebih menarik bagi pabrikan. Menteri Perdagangan Malaysia Rafidah Aziz mengatakan enam anggota paling berkembang ASEAN -- Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand -- harus berkomitmen untuk penyatuan yang dipercepat. "Tahun 2015 harus menjadi target kami. Tentu jika kami dapat melakukannya lebih cepat, itu tetap lebih baik," katanya kepada AFP sebelum pertemuan yang akan dimulai Senin malam dan berakhir pada Jumat. Berdasarkan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang ambisius, akan tercipta aliran bebas perdagangan, investasi dan jasa di antara negara anggota di sejumlah sektor antara lain perhubungan, telekomunikasi dan keuangan. Seorang pejabat ASEAN senior mengingatkan bahwa negara-negara ASEAN yang lebih berkembang perlu mempertimbangkan untuk maju meski ada target 2015. "Jika kita terlambat mendorong penyatuan kita, orang lain akan mengalahkan kita," katanya. "Investasi langsung asing akan meningkat di India dan China." "China kini sedang menekankan sektor teknologi informasi," katanya menambahkan, yang mengindikasikan perekonomian kawasan seperti Malaysia yang mengkhususkan diri di sektor itu segera menghadapi pesaing baru untuk investasi. Mohamed Ariff, direktur eksekutif Institut Riset Ekonomi Malaysia yang berpengaruh mengatakan bahwa arus investasi langsung asing (FDI) ke ASEAN mencapai 26 miliar dolar pada 2004 dibandingkan dengan 18 miliar pada 2001. Namun itu belum mencapai perolehan yang pernah diraih sebesar 28 miliar dolar yang terjadi sebelum krisis keuangan 1997-1998 yang memporakporandakan perekonomian akwasan. "Kami memerlukan pasar tunggal untuk bersaing dengan China untuk investasi asing," katanya dengan menambahkan bahwa China menarik sekitar 50 miliar dolar FDI per tahun. Pertemuan yang diselenggarakan di ibukota Malaysia itu juga akan dihadiri para menteri mitra dialog ASEAN -- Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru dan Korea Selatan. (*)

Copyright © ANTARA 2006