Jakarta (ANTARA) -  Militer Israel pada Jumat (5/4) dalam suatu pernyataan mengakui bahwa serangannya yang menewaskan tujuh pekerja organisasi bantuan kemanusiaan World Central Kitchen (WCK) merupakan "kesalahan besar yang berasal dari kegagalan serius yang disebabkan oleh kekeliruan identifikasi dan kesalahan dalam pengambilan keputusan."

Serangan udara Israel pada Senin (1/4), sebagaimana dinyatakan Xinhua, Sabtu, menargetkan konvoi badan amal nirlaba untuk bantuan makanan tersebut di Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian tujuh pekerja WCK yang berasal dari Australia, Kanada/Amerika Serikat (berkewarganegaraan ganda), Gaza, Polandia, dan Inggris.

Dalam pernyataan yang menyajikan hasil investigasi utama, militer Israel mengatakan bahwa pasukannya mengidentifikasi dua orang bersenjata dalam konvoi tersebut, dan setelah kendaraan-kendaraan itu meninggalkan gudang bantuan, seorang komandan Israel "secara keliru mengasumsikan" bahwa orang-orang bersenjata itu adalah militan Hamas.

Menurut investigasi itu, pihak militer tidak mengenali kendaraan-kendaraan tersebut sebagai kendaraan yang berafiliasi dengan WCK, dan "mereka yang menyetujui serangan itu setelah yakin bahwa mereka menargetkan anggota Hamas yang bersenjata, bukan pekerja WCK."
 
   


Namun, menurut WCK, semua kendaraan yang ditargetkan ditandai dengan logo organisasi di bagian atas dan samping secara jelas, dan pergerakan mereka telah dikoordinasikan sebelumnya dengan pihak militer.   

Menanggapi hal tersebut, WCK mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs webnya bahwa langkah-langkah yang dilakukan merupakan "langkah penting ke depan." Namun, WCK menegaskan kembali seruannya untuk pembentukan komisi independen guna menyelidiki pembunuhan tersebut. "IDF tidak dapat menyelidiki kegagalannya sendiri di Gaza secara kredibel," kata WCK.

Serangan terhadap kendaraan bantuan tersebut merupakan "serangan yang bertentangan dengan prosedur operasi standar," demikian bunyi pernyataan itu.

Pihak militer mengumumkan bahwa beberapa tindakan kedisiplinan akan diambil. Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF), Herzi Halevi, akan menegur komandan Komando Selatan (Southern Command) atas tanggung jawabnya secara keseluruhan terhadap insiden tersebut. Selain itu, seorang komandan divisi juga akan mendapat teguran, dan militer akan memulai prosedur untuk memberhentikan dua komandan brigade.

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan adanya niat untuk mendakwa siapa pun yang terlibat dalam pembunuhan tersebut.
 
   


Menanggapi hal tersebut, WCK mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs webnya bahwa langkah-langkah yang dilakukan merupakan "langkah penting ke depan." Namun, WCK menegaskan kembali seruannya untuk pembentukan komisi independen guna menyelidiki pembunuhan tersebut. "IDF tidak dapat menyelidiki kegagalannya sendiri di Gaza secara kredibel," kata WCK.

Organisasi tersebut mengatakan bahwa jelas dari hasil investigasi bahwa IDF "telah mengerahkan kekuatan yang mematikan tanpa memperhatikan protokol, rantai komando, dan aturan keterlibatannya sendiri. IDF mengakui bahwa tim kami telah mengikuti semua prosedur komunikasi yang benar. Video IDF sendiri sama sekali tidak menunjukkan alasan untuk menembaki konvoi personel kami, yang tidak membawa senjata dan tidak menimbulkan ancaman."

"Tanpa perubahan sistemik, akan ada lebih banyak kegagalan militer, lebih banyak permintaan maaf, dan lebih banyak keluarga yang berduka," ujar organisasi itu.
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024